Hari ini hari yang bersejarah.Puncak dari aku berlaku bodoh, dan menyeret orang lain dalam kebodohanku.
Tapi itu adalah bagian dari hidup.
3 puisi selama kebodohan itu terjadi:
Padang
Ada sebuah Padang yang indah
Harusnya menumbuhkan bunga-bunga
Tapi ternyata tidaklah mudah
Kumbang yang lelah
Matahari yang terik
Angin yang panas
Tapi Padang itu menahan semua
Dia berusaha terlihat hijau
Padahal akar-akarnya sudah tak bertenaga
Dia terlalu lama bersama awannya
Awannya yang kini terasa gerah
Sang Padang berontak inginkan petir dan hujan
Yang awannya terlalu susah untuk dikabulkan
Angin waktu berhembus, membawa awan lain berat yang ingin berhenti.
Sang Padang bersemi.
Dia ingin kan awan pendatang tinggal.
Petir yang dia inginkan terjadi. Namun ini terkadang menakutkan. Hujan yang segar namun terhalang awan terdahulu.
Tentu saja ini boleh terjadi.
Karena Padang akan perlahan mati.
Dia bosan menjadi Padang yang cuma menunggu.
Kelak dia akan menjadi angin
Bebas
Ini lebih baik.
Walau sebenarnya yang dia inginkan adalah menumbuhkan bunga bunga yang cantik.
Mari Anggap
Mari anggap kamu tidak pernah ada
Mungkin akan berkurang gundah ini
Mari pikirkan tentang pertemuan kita
Hanya sebatas fiksi di novel atau drama
Atau bahkan mimpi aneh
Entah rasa apa yg ada dalam dada
Terasa sakit sampai terkena kulit
Antara rindu dan emosi
Dilema yang tak bertepi
Entah apa itu
Yang jelas aku ingin menguranginya
Mungkin dengan melihatmu akan lepas
Tapi aku tak bisa membuatku melihatmu
Sebatas photo dan teks percakapan
Bagaikan setetes air laut di kehausan
Seolah mengobati malah menjadi lebih parah
Mari anggap kamu tak ada
Mari sembunyikan kontakmu
Ingin kembali ke masa aku belum terlalu begini
Saat masih kadar yang bisa kusengaja
Sekarang senyum pun aku rasa hambar
Entah kenapa bisa sebodoh ini
Pengamatan bodohku
Barisan deretan kalimat yang memancingku berdecak
Kau paket yg sangat menyenangkan
Penampilanmu yang lucu saat aku memperhatikanmu
Namun tetap ucapanmu membuatku terkagum
Dia memang kelihatan gelisah
Tapi kata-katanya penuh keberanian
Mungkin pelan
Sambil mengukur
Apa responku
Apa niatmu
Sambil terbayang
Tapi aku tetap siaga
Jangan sampai jatuh karena ini tidak mengarah
Janji yang kau tawarkan
Indah namun aku tak bisa berkata
Itu hanya pancingan
Atau kamu memang berkata yang benar
Atau aku yang memang penakut
Ah aku rindu
Tapi aku takut mengganggu
Dimana aku masih dengan yg lain
Tentu aku yang paling tidak tau malu
Tapi aku benar benar rindu
Ingin rasanya selalu kau
Dan aku merasa galau
Aku rindu
Seseorang yang tidak memiliki ikatan denganku
Aku benar rindu