Rabu, 31 Juli 2013

#Headmistress#Magic-Moment#Dreaming

Aku selalu bertanya kenapa orang-orang di sekitarku bisa pintar berbicara dan menulis. Dan mereka hebat dan sopan dalam hal mengemukakan pendapat di suatu pertemuan organisasi ataupun menulis opini di surata kabar. Mereka seperti punya "magic moment"; yakni moment yang menuntun mereka untuk berbicara di timing yang tepat, dengan bahasan yang tepat, serta dengan mimik yang tepat pula. Jika aku bercermin tentang diriku sendiri, aku akan menemukan seorang gadis yang berbicara terpatah-patah, berusaha menyampaikan apa yang di dalam hatinya namun malah disambut dengan senyuman orang yang mendengarnya seolah aku sedang melucu atau sedang mengatakan hal yang sangat tidak masuk akal. Kalau udah melihat senyuman maklum mereka, aku akan berkata dalam hati, "Aku masih perlu melatih kepercayaan diriku, mengencangkan instingku, dan memperluas wawasan."
Ya, yang paling terakhir sangat penting; Memperluas wawasan.

Jika aku mengingat bacaan yang paling sering kulahap, aku jadi tersadar. Selama ini aku hanya membaca buku fiksi, buku yang mengisahkan kisah-kisah yang dikarang dengan imaginasi manusia. Aku memang mendapatkan kepuasan dengan menikmati konflik-konflik yang tersaji di dalam ceritanya. Tapi ternyata aku tidak memperoleh pengetahuan yang berarti dari membaca buku tersebut. Mungkin dari novel "Pillow Talk" karangan Christian Simamora, aku jadi sedikit tahu tentang usaha toko online, atau dari novel "Perahu kertas" karangan Dee, aku jadi sedikit mengerti emosi penulis dongeng dan pelukis. Tapi itu sangat tidak berarti apa-apa dibanding dengan konflik yang sebenarnya sedang terjadi di dunia nyata. Atau mungkin aku tidak terlalu kritis memilih bacaan. Aku menyukai fiksi, tapi aku tahu itu bukan sesuatu yang penting. Sama seperti keinginanku ingin kembali menjalin hubungan dengan seorang pria, tapi aku tahu mengejar cita-cita lebih penting. Hehehe, kok jadi lari ya...

Jadi keputusannya adalah menggeser semua yang tidak penting. Menggeser semua hiburanku. Menggeser hal yang kusukai namun yang belum penting. Belajar menyukai yang penting. Belajar menyukai hal yang membuatku bertumbuh. Singkirkan semua drama series korea, simpan novel-novel, dan berhenti mendengar lagu-lagu yang bikin galau. 

Ada banyak seminar yang mendidik yang bisa kuikuti mulai sekarang..
Ada banyak buku yang bisa kudapat di perpustakaan kampus yang memperluas wawasan..
Ada banyak web yang menyediakan informasi yang berharga dengan cuma-cuma..
Ada banyak teman yang bisa diajak diskusi mengenai pengetahuan, dan pembicaraan itu pasti menyenangkan..

Sewaktu SD, aku pengen jadi seorang guru kelas tiga SD yang baik..
Sesudah SMP, aku pengen jadi guru Bahasa Indonesia yang cerdas..
Setelah di SMK, aku pengen jadi guru komputer yang keren dan dikagumi..
Dan setelah jadi Mahasiswa, semuanya buram, aku cuma pengen jadi bagian dari masyarakat yang berguna dan turut andil dalam memajukan pendidikan Indonesia. AKu mau jadi Kepala Sekolah suatu hari nanti, hahahahaha.
Ya itulah Mimpi, kita harus bermimpi selagi bermimpi itu ga dilarang.
Dan seorang Kepala Sekolah itu harus Hebat dalam Berbicara dan Menulis. Supaya dia bisa berbicara, mengutarakan ide-idenya dengan benar dan diterima oleh orang yang akan menjalankan pendidikan tersebut. Supaya dia bisa menulis buku untuk meneruskan pengetahuannya kepada generasi mendatang.

Memberi yang terbaik. Semoga impian kita akan terwujud. Semoga kita menjadi salah satu manusia yang berbahagia di atas muka bumi ini. Amin.

Senin, 03 Juni 2013

Friska's First Poem in English

Hey, Our Lecturer of English Poem ask us to make a Poem as the Personal Assignment. In the past, I'd like to make a poem about a dark road, or a evil girl, or other scaring things. But now, as remember what Dika Raditya said, that if we want produce a good writing, we must write about what we always think in our heart. So, what? I wrote the poem about stone. Not really a stone, but a charming stone, hehehe. Check it out!

Stone Next To The River
 
Sun showed me to you
Rain grown me on you
You were mossy stone
You are stone next to the river

 I am some moss, about you I was dreaming
I loved you, I would make you as mine
I should cover you with my wing
I would be there for you even when the dark lain

Then, stone and moss were together
Stone made a living, moss gave a warmness
Storm came away
Where did we go away?

Moss left, stone was alone
Stone, stone, stone
I miss your soft voice but it become stone
I try to enjoy your smile then it become stone
I touch your heart but it also become stone

Will the rain drive me to you again?
Will the sun give me reason to grow on you then?
Realized what I had when you were mine
Realized what colour of my halo when you shined
The moss was in morness
She swam in loneliness
Stone, stone, stone

Friska Siallagan

Minggu, 19 Mei 2013

Get all stuffs that I want or need

Gua Friska, dan gua terlahir di desa kecil di Sumatera Utara. Jangan tanya kenapa aku lahir di desa kecil, karena bukan itu yang mau aku ceritain. Gua mau omongin kalau hidup gua itu ga semudah orang lain, atau semisal blogger-blogger lain yang average anak orang berada.  Gua mau cerita tentang gimana untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan ga mudah di dalam duniaku. Kalau kamu butuh sesuatu, kamu harus berusaha mendapatkannya, kamu ga akan mendapatkannya hanya dengan menadahkan tangan kepada orang tua.

Tau stuff? Kalo di liat di kamus, stuff itu artinya barang. Dan disini gua mau cerita gimana gua bisa mendapatkan stuff atau barang yang gua butuhkan inginkan dalam hidup gua.

1. My first kompie, Komputer pertamaku
Pas SMA, aku ambil jurusan komputer di sekolah. Dulu, pas taon 2006 masih jarang banget di Siantar sekolah yang ada jurusan komputernya. Jurusan itu cuma ada di sekolah-sekolah swasta. Nama jurusannya di sekolah kami itu jurusan TKJ, Teknik Komputer Jaringan. Ya kita belajar teknik, jadi bisa dibilang ini termasuk STM, Sekolah Teknik Menengah. Tapi di sekolah kami, ini sekolah jurusan ini disebut dengan SMTI, Sekolah Menengah Teknik Informatika. 
Kalau udah jurusan komputer, pasti kita butuh komputer kan. Aku ga pernah berani meminta dibelikan komputer sama bapak. Boro-boro beli komputer, uang SPP aja sukur-sukur ga minjam dulu ke tetangga. Belum lagi kami 4 orang yang berangkat ke sekolah sekaligus. Akhirnya aku cuma bisa bersabar aja di sekolah karena ga pernah bisa praktek pelajaran langsung. Gua harus main di warnet biar bisa main komputer, atau ke rumah teman. Teman-temanku yang lain selalu bawa komputernya ke sekolah, mungkin biar di perbaikin, jadi bahan praktek, atau konsultasi ke guru. Maklum 2006 dulu belum jamannya laptop atau notebook kayak sekarang ini. Jadi punya komputer aja udah lumayanlah. 

Akhirnya setelah dua tahun bertahan hidup dengan main ke warnet dan numpang ke rumah teman, aku akhirnya bisa punya komputer juga. Bibiku yang tinggal di Samosir punya komputer dirumah dan udah lama ga dipakai lagi karena anaknya udah merantau. Komputer itupun diboyong ke rumah. Aku udah senang banget, tapi kemudian sedih karena CPUnya udah mengalami kerusakan dalam perjalanan. Bapak liat aku sedih akhirnya mengajakku ke Pajak Horas nyari CPU. Akhirnya CPU itupun dibeli. Monitor, keyboard dan speaker kini bisa berfungsi karena CPU itu. Aku senangnya bukan main. Aku pundi kelas jadi orang yang ribut tentang memburning atau membajak Compact Disk. Memburu Aplikasi dan game, udah berani diskusi tentang komputer, hacker, jaringan sama Dedi atau Agustina dan Hunter. Rasanya seperti diakui. Yah, that's what a feeling of a young girl who is really excited because she know something new. 

Udah 4 tahun aku di Batam, dan pas pulang kampung kemarin komputer itu udah die alias rusak ga dipakai lagi serta di simpan di gudang. Sedih banget mengingat dia yang udah nemanin aku  dengan setianya.

2. My Little Notebook
Mungkin gua yang punya notebook dengan spesifikasi yang paling rendah diantara teman-teman gua. Teman gua ada yang punya laptop, notebook juga, tapi ga se-poor notebookku. Tapi walaupun gitu, gua sayang banget. Karena ini udah 3 tahun nemanin gua menulis, browsing, gaming, dan banyak lagi deh.

Aku beli ini dengan setelah gua kerja di Sanyo selama 6 bulan dari Supervisor gua. Kemarin itu tahun 2009, dan harganya 3 juta. Padahal sekarang gua udah bisa nyari laptop dengan harga yang sama. But, it's ok. Benda ini yang membuat blogger ini tetap update sampe sekarang. Makanya gua sayang walopun dia super super leleeet.

Notebookku ini cuma sekali masuk bengkel alias diperbaikin. Kemarin pas aku dan adikku Anas jalan kaki ke kontrakannya, aku ngobrol di telepon sama Fraiser. Kemudian Anas singgah di warung beli sayur atau apalah buat dimasak, aku bersandar di dinding warung itu sambil ketawa-ketawa di telepon. Alhasil, papan dinding warung itu ga bisa menahan sandaran badan gua. Papan-papan itu terlepas, dan jatuh, sambil badan gua juga nyongsor ke dalam warung. Anas dan Ibu penjual pada ketawa, handphone jatuh, begitu juga dengan notebook yang kebetulan ada di dalam ransel yang gua gendong. LCD notebook itupun rusak, akhirnya diganti dengan LCD ga tau baru atau second dengan harga 600ribu. Lenyap deh, duit segepok seharusnya bisa beli novel baru, atau isi pulsa modem, atau ongkos selama sebulan. Hahaha, setiap orang emang harus pernah ngalamin hal kayak gini. Jadi gua ga sedih-sedih amatlah..

3. Motor Matic
 Gua ga tahu mengendarai sepeda apalagi mengendarai motor. Tapi gua pengen banget punya motor. Kadang gua capek badan, capek ongkos juga kalau harus pergi ke sana-sini mengandalkan angkot. Gua mesti berangkat ke kampus, ke gereja, organisasi, harus berangkat cepat karena gua masih harus nunggu angkot berjalan. Jadi gua pengen banget punya motor biar semua aktifitas gua lancar. Tapi melihat keuangan gua, gaji ga seberapa, uang kuliah, kadang keluarga di kampung juga butuh duit, gua pendam keinginan buat beli motor.

Namun kemudian Evalita, teman satu kerjaku bilang kalau dia mau jual motornya karena dia hendak menikah bulan enam. Aku kemudian memberanikan diri untuk mengajukan kalau aku akan membelinya. Aku kemudian lembur di PT yang akibatnya aku jadi banyak absen di kampus. Mungkin teman di kampus berpikir aku malas kuliah karena baru putus dan patah hati, mungkin sebagian iya, tapi motor ini adalah alasanku yang utama. Dan akhirnya aku bisa membeli motor matic second seharga 6juta dengan catatan: Gua ga tahu naik motor sama sekali. Weird, isn't it.

Temanku kak Asna yang ajarin gua naik motor. Dan aku bareng sama dia terus kalau berangkat ke kampus dengan catatan: gua dibonceng naik motor gua sendiri. Hahaha, but it's ok. It save my money. and It great I have my own motorcycle.


Entah stuff lain apa yang akan kubeli. Mungkin aku bukan anak orang berada yang bisa dapatin sesuatu dengan mudah, tapi gua yakin gua akan selalu bisa mendapatkan apa yang kuinginkan. Tentu dengan usahaku sendiri pastinya. Thanks to God that always Bless Me of course.

Minggu, 12 Mei 2013

Desperate!


'Cause we are broken

What must we do to restore

Our innocence

And oh, the promise we adored

Give us life again

'Cause we just wanna be whole

#Paramore - We are broken

Aku ga pernah berpikir bahwa aku akan berada di titik point ini. Sejak semua perasaan hambar menyergapku seketika. Aku benci ketika mengetahui bahwa aku sudah banyak ketinggalan semua. Aku ketinggalan hal-hal yang seharusnya ku-update di setiap waktu.

Aku benci kalau ternyata aku tidak pernah tahu lagi apa yang dilakukan Bapak dan adik-adikku di rumah. Aku tidak tahu dimana lagi Abang tertuaku tinggal. Aku ga pernah minta foto adikku Niti dari Jakarta. Aku ga pernah lagi pergi gereja. Ga pernah saat teduh lagi. Aku ga pernah lagi jalan dan tidur di rumah adikku Anas. Aku ga pernah perhatian lagi sama teman-temanku, dan hasilnya aku ga ada teman di kampus. Mereka sibuk dengan teman mereka masing-masing. Seakan aku ga terlihat lagi di kelas. Aku benci melihat fraiser sok disakiti itu harus ada di kampus, setelah dia itu berpikir bahwa aku sangat perlu diacuhkan hanya karena mutusin dia saat emosiku sedang labil. Aku bahkan sangat kesal bahwa aku sudah belajar mati-matian di rumah, tapi teman yang lain bisa dapat nilai yang lebih tinggi hanya dengan lirik kiri dan kanan hanya untuk melihat jawaban temannya.

Aku bahkan tidak bisa mencari solusi untuk masalahku sendiri. Aku ga bisa mempersiapkan diriku lagi. Aku tahu bahkan mendengar sendiri kalau Pak Robby itu menyuruhku presentase hari senin tanggal 13 Mei, Aku bahkan tidak mau repot-repot melihat apakah tanggal itu bertabrakan atau tidak dengan jam kerjaku di PT. Seharusnya aku bisa order cuti, atau konsultasi ke Pak Robby, atau apalah. Aku hanya menjalani hariku tanpa rencana dan kemudian kelabakan mengetahui fakta presentasi itu tiba. Partner presentaseku, Kak Muli, ga mau presentase sendiri tanpa aku. Dan begitulah, aku hanya bisa berduka, merenungi keadaanku yang carut marut.

Aku bahkan ga bisa bertahan lagi. AKu tahu kalau aku akan ada ujian jam 11 pagi. Tapi aku membiarkan tubuh ngantukku tertidur pas ketika aku pulang PT jam 7 pagi. Alhasil, aku bangun jam 1 siang, aku terduduk dengan sejuta penyesalan bergumpal-gumpal di hatiku. Dan bencinya itu terjadi dua kali. Aku sangat kesal dengan diriku sendiri. Seharusnya aku bisa minum kopi atau teh supaya badanku segar dan bisa ujian. Seharusnya aku bisa minta tolong dibangunin sama temanku. Atau aku juga bisa pasang alarm supaya aku bisa terbangun. Dan begitulah..

Aku sedang terkena fase apa? Kenapa aku ga kayak dulu, bisa bertahan dalam kondisi apapun. Selalu tahu solusi apa saat aku terkena masalah. Aku yang bisa mencium masalah datang.

Aku dulu selalu bisa menyediakan waktu untuk nonton film tentang kehidupan wanita dewasa Amerika di TV sepulang kuliah. Aku juga ga pernah banyak pendingan cucian dan setrikaan walaupun aku harus kerja pagi sampe sore dan kuliah malam sampe jam sepuluh. Bahkan aku masih bisa ngitung-ngitung keuanganku di diary sebelum tidur. Aku bahkan selalu ada waktu mengerjakan hobbyku; baca buku motivasi dan edit-edit photo di photoshop. Aku selalu tahu kalau hari sabtu itu aku akan membereskan isi lemari dan mengganti seprai. Dan pulang kuliah, aku akan menunggu Anas pulang kerja, kita bisa cerita-cerita sambil makan di kost-annya dia. Aku juga bisa belajar naik motor sama Kak Asna sambil cari tahu bisnis konveksi jaket yang dulu pernah ditekuni sama Kak Dona. Atau membereskan file-file di notebookku sambil defragment atau apalah biar jangan lelet terus. Atau nelpon abangku, uli, teman yang lain yang udah berpisah cukup lama. Tapi apa yang kulakukan? Aku jadi lelet dan kerjanya bengong dan tidur.

Aku tahu aku bisa bangkit lagi. Tapi kapan? Kalau ingat hukum memorandum, saat kita telah berjalan menjauhi titik dimana kita telah bertumbuh, akan diperlukan usaha yang keras dan waktu yang ga sebentar untuk kembali ke titik itu dan melanjutkan pertumbuhan itu. Ga mudah lagi memperoleh keyakinan diri kayak dulu lagi. Pantasan orang tua itu melarang anaknya untuk pacaran pas masih sekolah, karena itu benar-benar sangat mengganggu. You, Fraiser or whatever you are, you bitch! Hahahaha, enaknya nyalahin orang, salahin perasaanmu sendiri, Frees!! Kamu yang ga bisa ngontrol kehidupanmu sendiri.  Betewe, ngeblog pribadi itu enak. Terserah ada yang baca atau engga, Terserah ada yang peduli, koment atau apalah, tapi abis ngecurhat di blog rasanya plong, hehehehe :-)

Minggu, 05 Mei 2013

Deep Thaught of Freeska

Pernah terkadang aku merasa ingin menghilang. Menghilang dari kehidupan teman-temanku, dari pekerjaan, impian, kampus, keluarga dan semuanya. Aku merasa lelah memperjuangkan apa yang harus kuperjuangkan. Cita-citaku memudar dan Cintaku menghilang.

Nanti jika aku menghilang, apa mereka akan kehilangan dengan sosokku? Entahlah. Apa mereka akan tertawa tanpaku? Apa mereka akan membicarakanku? Apakah mereka membutuhkan aku saat mereka sedang kesepian? Apakah aku teman yang baik? Apakah aku kakak yang benar buat adik-adikku? Apakah aku kekasih yang dirindukan? Apakah aku anak yang baik untuk ayahku? Apa abangku pernah memikirkan aku sekali saja? Aku tidak tahu.

Aku terbiasa untuk curhat tentang apa yang kurasa namun pada saat yang sama aku juga menutupi hal-hal yang sebenarnya aku butuhkan. 
Aku hanya mengatakan apa yang orang ingin dengar pada saat yang sama aku ingin orang mengatakan yang sebenarnya padaku. 
Aku bersyukur orang-orang baik padaku dan pada saat yang sama aku sedih karena aku tidak bisa membalas kebaikan mereka. 
Aku merasa jahat. 

Aku manusia biasa. Lengkap dengan segala kekuatiran dan kekosongan. Lengkap dengan keinginan yang banyak dan harapan yang berlebih. Ingin diperhatikan dan dipedulikan.

Aku ingin dicintai, ingin disayang, dan orang yang mencintaiku bersyukur memilikiku.
Aku merasa senang dikagumi, tapi juga takut jika sebenarnya aku bukanlah seperti yang mereka kagumi.
Aku ingin diandalkan, namun juga aku merasa lelah dan membutuhkan sandaran, yang bisa diandalkan.
Karena aku lemah, bukan wanita kuat seperti yang selama ini aku pikirkan.

Kekosongan besar di hati manusia biasa.
Yang kubutuhkan sebenarnya Saat teduh, Berdoa secara pribadi kepada Sang Pencipta yang mampu mengisi kekosonganku. Bersyukur untuk anugerah-anugerah yang selama ini kulahap tanpa tidak tahu berterima kasih.
Aku yang sedang Kesepian, Patah Semangat, Patah hati, Dikecewakan, Aku bisa menceritakan semua pada-Nya, The Lord Jesus Christ.
I am really sorry Father, I've been running running away from Your Way. I broke my promise over again and again. I need to rebuild my self confidence. I will let God fix my self.

Aku ga akan pernah lupa alm.Mamaku yang berdoa untukku dan adik-adikku. Walaupun kami nakal, ga mau ibadah bersama, pura-pura ngantuk, but Mama tetap berdoa, menyebut nama kami satu persatu, dan menumpangkan tangan ke kepala kami masing-masing. Sometimes she is such a bad mother, but instead of that I know she loves us much and much.

My Daddy, Mr.Siallagan yang sedih pas aku harus berangkat ke Batam. Padahal aku anaknya yang paling jugul, ga pernah peka situasi keluarga. Dan wajahnya yang bahagia banget pas aku pulang kampung 2011 kemarin.

Adik-adikku. Akulah yang mereka lihat. Anas yang selalu pergi kemanapun aku pergi. Anas yang malah lebih bijak daripada aku dalam mengatasi persoalan sehari-hari, Aku hanya hebat berbicara tentang harapan, cita-cita, rencana ke depan.
Teman-teman yang mempercayakan aku sebagai inspirasi mereka. Apakah aku akan mengecewakan mereka dengan menjadi seseorang yang lain dan aneh, oh No no..
Abangku, akulah yang harus bisa membangun komunikasi dengannya. Mendamaikan dia dengan Bapak. Menyadarkannya sebagai Anak Panggoaran. Membuatnya memperoleh kepercayaan dirinya kembali.

Dan sumber dari kegalauanku, my Ex Boyfriend. AKu tahu kita belum mengenal dalam satu sama lain tapi aku sudah bodohnya memutuskan hubungan kita hanya karena persoalan yang sepele dan benar ga penting. Aku membuatmu kecewa dan inilah yang terjadi. Kita terpisah, ga peduli satu sama lain. But I'll be there when you need me. Thanks masih mau komunikasian sama aku, aku akan berusaha jadi temanmu yang terbaik, di samping kedua personil triomu.

Minggu, 28 April 2013

Sun

Senja itu masih terasa bagiku. Tepat saat kita bersama menikmati matahari terbenam. Aku tidak sadar kalau kita ternyata menginjak bumi, karena tanganmu lembut menggenggam jemariku. Semua terasa sempurna. Hatiku ringan. Senja itu, mendengungkan sajak Kahlil Gibran yang romantis di ingatanku. Kumenatap wajahmu sekilas. Berusaha mencari kepastian. Tetap aku merasakan kelinglungan saat bertatapan mata denganmu. Aku ingin denganmu selalu, Aku takut kehilanganmu, Aku ingin kamu tetap di sampingku, Aku ingin kamu selalu ada, Aku ingin kamu tahu bahwa yang kuinginkan hanya kamu. Kamu semata.

Matahari sudah terbit lagi. Semangatnya berpendar. Tepat saat kau mengerling dan berkata, "Mario Teguh akan banyak mengungkapkan kata-kata motivasi di saat ini. Kau lihat betapa mengagumkan pagi ini?" Aku tersenyum. Memandang binaran matamu, dan bertanya dalam hati, bisakah kau bersinar bagiku selamanya? Aku akan berubah menjadi mendung jika tanpamu.

Kaulah siangku. Puncak segala hidup yang berarti. Aku tahu betapa kau bekerja keras, penuhi segala prinsip yang kau pilih, lakukan dan nikmati. Matahari tepat di atas ubun-ubun mengalirkan keringat dari sela rambut sampai ke ujung daguku. Lirik dan Rima Cold play melantun. Aku mencintai hidupku, bahkan hingga aku menemukan dirimu. Aku mencintai dirimu, bahkan hingga saat ini aku selalu mengingatmu.

Di saat matahari pergi, malam datang, aku menggigil kau menghilang. Aku menantikanmu datang. Aku membutuhkanmu. Dan aku melihatmu menggeliat dalam kegelapan. Kau mengulurkan tangan hendak menggapaiku. Aku tidak mau. Malam tidak menyenangkan. Aku mengenyahkanmu, kau sedih berkata, "Matahari akan terbit lagi. Bisakah kau membuatku tetap hidup lagi? Berikan tanganmu untuk kugenggam. Aku masih ingin hidup lagi." Aku menggeleng. Aku mengatakan tidak. Pergilah.

Matahari sudah terbit, bersinar, terbenam dan terbit lagi. Hari-hari tanpa kamu, tanpa aku, tanpa kebersamaan kita. Walau panasnya surya menusuk hingga kulit terdalam, entah kenapa rasanya aku menjadi beku. Beku. Beku karena tanpa kamu lagi. Namun, jika ternyata udara membuatku tetap hidup, matahari tetap membuatku kuat, angin mengibarkan rambutku, kau, ingatan tentangmu tetap membuatku damai. Aku tetap ingin menikmati matahari dan hari yang bergulir denganmu. Aku menantikan hari, matahari itu, dan sosokmu lagi. Entah kapan..

Sabtu, 20 April 2013

Cerita tentang Movie The Longest Night in Shanghai

Source: Google.com
Sebenarnya ini film yang udah lama banget. Tapi sampe sekarang aku belum lupa jalan ceritanya yang keren banget, pesan moral alias intentionnya yang menyentuh banget. Aku dulu nonton ini di HBO pas masih nganggur abis finish kontrak dari PT Sanyo dan lagi liburan semester 3. Kira-kira 2 taon yang lewat lah.

Ceritanya tentang dua manusia yang berbeda bahasa dan kebudayaan yang menjalani satu malam bersama-sama dalam emosi dan kegalauan. Si cewek itu adalah supir taxi Shanghai yang penampilannya amburadul, sedang si Cowok penata rias selebriti terkenal yang datang dari Jepang. Si cewek namanya Lin Xi, lagi mumet banget karena adiknya mau jual rumah mereka satu-satunya buat biaya sekolah. Padahal rumah itu berarti banget buat Lin Xi karena punya kenangan bersama mendiang ibunya. Bukan cuma itu aja, Lin Xi juga sedang lagi patah hatinya karena orang yang diam-diam disukainya, montir yang juga temannya bakalan menikah dengan cewek lain. Duh, kasian banget deh dia itu. Gua udah bisalah sikit-sikit ngerasain itu gimana. Sedang si Cowok, namanya Naoki, udah mulai jenuh dengan kekasihnya yang juga adalah asistennya. Dia juga udah tahu kalau ada cowok lain yang lagi deketin ceweknya dia. Tapi Naoki juga sama kayak Lin Xi, ga berani terus terang sama kekasihnya kalau dia mau give up sama hubungan mereka. Akhirnya mereka ungkapin perasaan mereka dengan menulis di jalanan dan dinding kota Shanghai pake lipstik, hahaha. Mereka nulisnya pake tulisan yang kontras banget, satu pake tulisan Cina satunya lagi pake tulisan Jepang.

Yang paling keren dari setiap scenenya adalah kerlap-kerlip kota Shanghai. Naoki juga keren, aku ga bosan liatin facenya, hahaha dasar cewek! Mereka saling ungkapin perasaan dengan bahasa masing-masing. Mereka juga berantem pake bahasa yang berbeda. Lin Xi minta uang taxi sama Naoki, tapi Naoki ga bawa dompet karena dia sebenarnya lagi nyasar dan lupa di hotel mana dia menginap. Naoki kasih jasnya tapi Lin Xi ga mau. Naoki liat Lin Xi nangis galau karena montir yang disukainya bakalan married, dia cuma bisa diam di dalam taksi. Hmmm, 
Endingnya, Naoki mendandani Lin Xi pas mau datengin married cowok montirnya dan dia jadi benar-benar cewek yang berbeda, cantik dan feminim.Hmmm.

 Intinya cerita di film ini, kita harus terus terang dan berani ungkapin perasaan kita. Tapi emang ada kalanya kita itu memendam perasaan kan? Aku juga pernah ngerasain apa yang dirasakan Lin Xi. Dulu gua juga pernah diam-diam suka sama seorang cowok. Gua suka dia mulai aku duduk kelas 1 SMP, Hahahaha. Kemarin perasaan, dia itu cowok yang paling perfect yang pernah gua kenal. Saat semua cowok di kampung udah belajar merokok, dia bilang no way to cigarette! Waktu semua cowok udah pada keganjenan cari cewek biar dibilang keren karena udah pacaran, dia enggak tuh. Dia malah asyik belajar pas semua temannya lagi nongkrong di luaran. Waktu budaya cabut dari kelas lagi ngetrend, sama dia ga ngaruh banget. Ya gitu deh, Tapi aku ga berani tunjukin rasa suka aku. Paling aku senyum-senyum aja pas dia datang ke rumah, atau ngintip dia main bola di halaman, atau liatin dia pas ibadah di gereja.
 
Aku ga mikir mau suka sama cowok lain, cuma suka sama dia aja ampe akhirnya dia tamat sekolah dan merantau dari kampung. Mungkin karena itu kali ya makanya aku ga pacaran sampe aku akhirnya kerja dan kuliah di Batam. Sebenarnya bagus juga aku ngalamin hal kayak gitu, jadinya kan sekolah jadi fokus karena ga kepikiran buat pacaran sama cowok lain. Hehehehe.

Sabtu, 06 April 2013

April without Love

Yep, akhirnya aku menulis di blog lagi. Tapi, entahlah aku tidak tahu persis apa yang mau aku tulis di blogku yang sepi ini. Mungkin berdiary-diary ria? Hmm, sepertinya tidak terlalu buruk. My Blog, My Diary.

Gimana kalau aku pake kata "gua" atau "gue" untuk gantiin kata "aku"? Biar serasa blogger dari jakarta atau bandung gitu, hahaha. Boleh dicoba. Padahal aku lho batak.

Gue Friska. Dan gue 21 tahun. 
Gue lagi kerja sambil kuliah di pulau berhutan yang namanya Pulau Batam. Gua kuliah jurusan Sastra Inggris di Universitas Putera Batam dan kerja di sebuah perusahaan swasta. Dengan bangga (astaga, dasar tukang pamer) gua mau bilang kalau biaya hidup dan biaya kuliah gua sekarang itu aku dapat dari hasil keringat gua sendiri. Ngomong-ngomong gua udah cocok disebut sebagai Cewek yang Mandiri kan. hehehehe

Gue baru aja jatuh cinta dan juga putus cinta. Strange, isn't it? hahahahaha.
Dia Fraiser, cowok cuek yang hometownnya sama kayak aku, kota Siantar tercinta. Kita sama-sama kuliah sambil kerja, sama-sama lagi berjuang membentuk masa depan, cieeee. Kita udah jalan 3 bulan setengah, dan kita benar senang-senang. Dan kemudian gua merasa perhatiannya menurun 2 minggu terakhir, dan aku benci dia seakan tidak peduli. Dan akhirnya sodara-sodara kanduang, gua mutusin tali benang hubungan percintaan kami yang masih seumur jantung, eh seumur jagung itu. Seems stupid right? Yeah, I am such a silly girl. Gua udah ngajak balikan tapi dia ga ada angkat telpon ama sms gua. Hiks, Hiks, Hiks. Katanya sih prinsipnya dia tuh anti balikan lagi sama mantan. Ih, menyebalkan ya...

Putus cinta itu berarti instropeksi diri sendiri dan pasangan. 
Sebisa mungkin aku mencari sisi buruknya Fraiser supaya bisa dijadikan alasannya memutuskan hubungan kami. Supaya aku ga sedih-sedih amat karena udah putus. Dan semakin aku mencari, aku semakin menemukan betapa dia itu baik banget buat aku. Dia orangnya sabar, pengertian, dan apa adanya. Aku suka caranya meraih tanganku, menggenggamnya, bicaranya yang pelan tapi teratur, senyumnya, tatapannya yang hati-hati, dan Arrgghhh gua malah jadi kepikiran dia terus kan. Galau benar deh aku. Mungkin dia cuek, tapi itu sah-sah aja karena gua juga butuh ruang untuk diriku sendiri. Regreting this? Yes! Sad? Yep! Broken heart? I think so. Ah, gundah galau gulana. 

Di kampus, teman-teman pada nyebutin namanya di depanku. Benar-benar bikin hati makin down.
"Fris, just guess. I have just met your boyfriend in upstair." Cahaya said.
"Ex. Ex-boyfriend." gua mengoreksi.
Bukan cuma Cahaya, Bintang juga kenapa harus teleponan ma Fraiser di depanku. 
"Fr*iser, gimana cewekmu ini, Dia lho lagi galau." ucap Bintang di handphone. Dia sengaja turn on loudspeaker dan terdengarlah suaranya yang sangat familier bagiku.
"Aku ga punya cewek lagi." 
Menyedihkan.

Entahlah, mungkin seiringnya waktu berjalan aku bisa lupain dia. Tapi sampe sekarang gua sedih, apa dia ga bisa langgar prinsipnya itu sekaliii aja. Apa benar dia udah ga sayang lagi samaku sampe ga mau balikan. Iya sih dia tegas, tapi apa aku memang udah dilupakan, Hahahahhaha, Friska yang malang.


Terserahlah. Yang penting gua Friska, dan umur gua 19 tahun 21 tahun. Gua kuliah sambil kerja di Batam. Gua cewek sulung di keluargaku. Hidupku sangat berarti buat Bapakku, Abangku dan Adik-adikku. Gua pengen tinggal di pulau kecil, jadi guru (atau kepala sekolah gratis) yang berjasa buat pulau itu, dan juga seorang Penulis yang berbakat dan bukunya laris.

I love you, Fraiser or my boyfriend di masa yang akan datang. Gua berharap gua jatuh cinta lagi, dan kali itu aku akan melakukannya dengan benar. But if we loved again, I swear I'd love you right (Taylor Swift - Back to December)

Senin, 01 April 2013

Cita-cita(Mimpi) jadi Penulis

Penulis itu keren. Aku berharap jati diri, atau fungsiku di dunia ini, atau lebih tepatnya job yang jadi jodohku adalah penulis. Penulis itu bisa bekerja di rumah, Pake baju santai, snack and minuman di atas meja, dan posisi uenak mengetik di depan laptop atau komputer. Apalagi kalau rumahnya itu punya pemandangan yang keren terlihat dari jendela kaca, terinspirasi Drama korea Full House xixixixixi...

Jadi penulis itu harus punya banyak referensi. Karena itu aku pengen jalan-jalan ke tempat yang keren dan menginspirasi. Kayak J.Krowling kan jalan-jalan ke Roma biar bisa ceritain setting tempat kerennya Harry Potter. Aku juga pengen kayak gitu, Aku punya kamera yang keren, banyak duit, trus bareng Uli, kami jalan-jalan ke tempat yang keren. Membayangkan kisah apa yang mungkin terjadi di tempat itu. Mencoba menggali magisnya fiksi dengan background place tersebut.

Penulis punya pembaca yang mencintainya. Intinya dari fiksi itu adalah bisa menginspirasi si pembaca dan menambah kekayaan batin juga buat yang membaca. Dan setiap jenis orang menyukai jenis fiksi yang berbeda-beda. Aku pengen concern di fiksi buat Teenlit. Rasanya pasti menyenangkan kalau mendengar ada disana orang lain yang membaca fiksi dan kemudian terinspirasi. Mau bikin cerita tentang petualangan gadis yang berhasil berjuang, membuat orang sekitarnya berubah atau berbahagia. Yeah..Semoga, semoga, I wish, I wish. Friska, Keep On Fire!!!

Minggu, 17 Februari 2013

It's been so long, and I love myself too much

Ga semuanya bisa mencintai dirinya sendiri yach. Ya, setelah kamu sering menyalahkan diri sendiri, mengasihani diri sendiri, dan menyesali setiap langkah yang sudah diambil. Perlahan aku ingat kenapa dulu aku begitu bahagia. Ya, sejak aku merasa sudah lahir baru. Sesudah dibabtis di Gereja karismatik, Epikaleo yang banyak di datangi chinese itu. Aku pada waktu itu begitu keren, halah.. Maksudku bukan sekeren William Hayley saat lagi-lagi mendapat penghargaan untuk bandnya, Paramore yang terkenal. Keren di sini, saat kamu sangat sangat dan teramat mencintai dirimu sendiri. Menerima kelemahan dan mengenal kelebihanmu dengan sangat baik. Ya begitulah.. Hingga perlahan aku mulai merindukan seseorang yang lain, aku sepertinya tidak sedamai dan sebahagia dulu, Hey kok aku kayak anak Junior High School alias SMP. Whatever!! I miss Friska in the past. Ya ketika masih sendiri, semangat, dan tidak terlalu memperdulikan orang lain.

Katanya mencintai orang lain bisa membuatmu kehilangan dirimu sendiri. Apakah aku sudah mencintai sekarang? I don't know. The moment that you really change your habitual and the way you wear clothes, is that mean you lose your personality? Seems not bad, but also make you think over again. I love the way I get closer with Fraiser, knowing him, his way to speak, laugh, and treat me. Such a friend, not a boy friend. Hey, I never have a boyfriend before, so I don't know it is right or wrong. I got many date in past time and they always give me what I want. Mas Anto even gave me a helmet. He always pick me out and up from college whenever I ask. Ya, he's not my boyfriend, just my friend's ex-boyfriend. And Fraiser, he loves me and I love him, we are a couple. He understand me well, I think.

Aku mencintai apa yang sudah kita alami bareng. Aku senang cerita apa aja ke dia, dan apapun yang dia ceritain ga pernah membosankan untuk didengar. Aku suka dia ga terlalu bising sehingga aku ga merasa pusing kayak ngadepin cowok-cowok lain. Aku senang dia ga banyak nuntut, ga banyak sms, nelpon, jadi aku ga terganggu. Oh ya, dia senang smsan, padahal aku kadang malas mengetik. Maksudku aku ga suka mengetik yang sedikit, aku senang menulis, dan ketika smsku haruslah keren dan mengikuti kaidah penulisan yang benar, halah.. bisa dibilang setiap aku ngesms itu harus sampe satu layar sms atau lebih. Ini sindrom pengiritisme atau gila mengetik, entahlah, gelap. I love the way he speak bataknese, it's very romantic. Hahahaha. Ya, kalau cowok lain ngomong batak pasti kedengaran kasar dan ga menyenangkan. But him, hmmmm I'm much into it. Aku suka ngumpul ama trionya, senang ngobrol dan ketawa bareng, dan kita akan mencandai Fraiser sampe dia benar-benar memberengut. Cowok kalem emang paling enak dikerjain. Aku senang kita udah nyasar ke mana-mana tanpa ada tujuan yang jelas. Fraiser cowok yang lamban dalam urusan ngedate, tapi it's not a problem. I'm not ready yet, even though sometimes I'm anxious what it feels like. Yeah, you know, about k*ss*ng. I've never know how it taste. Hey Frizzy, you're 21 now. Yes, I know. But God feels good if I will taste it later. When both Fraiser and I are ready. Crazy, yeah I know.

Aku ga boleh kayak gini terus. Dulu aku selalu nulis tentang apa yang akan kulakukan untuk membangun masa depan buat ayah dan saudaraku. Dan sekarang entah kemana passion, ambition, and planning itu. I wanna back again. I love Fraiser but I also have my own life. I'll give all that I can. I'm a great Friska. I'll make my Dad and siblings proud of me and love me more more and more. I love myself. I like reading, listening music, watching TV, and speaking to friends. I love myself and I want all the best for me. I love Jesus, My family, Myself, My notebook, and My Fraiser. I also love all of my friend. They add much great color to my life. Hey, I'm 21 years old. Such a dream. But I still live in dorm, and itu ga keren :-(

Minggu, 23 Desember 2012

Make-Dream-Come-True?

Agnes Monica, she always success to make her dream true. It is because she is focus on her progress. I and also Uli, just trying to do the same with her. Uli has make her book and I am not yet. I am really a dreamer.

There are many things in my head. What will I do in the next time?
  • Become a great sister for my siblings. I just wanna go home. Clean my house and cook for my Daddy, Bother and Sister. I just wanna work in Siantar and come back home every 4 or 3.
  • Go to Bandung with Uli and Eva. That's our dream. We want to enjoy our single life. We want to reach our dream and feel the freedom. We want it all. I want to be writer and I need adventure.
  • Active in GMKI, turn into politic, take care of our country. Become a good citizen and have many relationship in all parties. I want to be a great woman. Not only strong but also popular and respected by many people, hahahaha.
  • Married with Fraiser (He said, masih jauuuuuuuuuuhhhh) and live in Tanah Jawa, hahahha. Become a good wife and nice teacher. 
Just Focus, Friska. Determine what do you want most and go ahead. You can't do it all in the same time. But until now, I do not know what really I need. Hmmm, I need space and time to think about it.

Senin, 03 Desember 2012

First Boy Friend, Fraiser!



What a world! Suddenly, two of myclassmate, Cahaya and Bintang took care about my attendance in class.
"Fris, you have night class, right?" ask Cahaya.
"Fris, you have to attend the class tonight. Where are you?" Bintang questioned me through mobile message.
Rrrrr, what's wrong with the both?

"Dek, what class do you have today?" this is the question from Mr.Fraiser, the man I got knew only since one month ago.
"I got night class, Bang." I answered.
"Oh, after finished the class, we go to Bintang's house, Ok!"
"Oh, ok then."

Then, I arrived at college. I found the Trio Rundut in the second floor. Trio Rundut are the friendship of Bang Gabe, Franata and Fraiser. They smiled to me. I stood next to Fraiser. Hey, He had a nice smell. He smiled for me, again and again. Get a little conversation and I go off.
"Don't forget to go to Bintang's house." Fraiser said.
Yeah I know man, we always go to there for practice our drama right, you don't have to remain me. What's wrong with everybody today, I ask to myself. Why do they keep rushing at me?

It is Fraiser's birthday, I said to myself. I had prepared a gift for him, just an ordinary one. I glanced at him. He act like usual. No Clue, is there no celebration? I might save my gift later. I'll never give it to him in front of my friends. I will be shame.

Finally, we do practice Drama at KIRA's office. Cahaya brought a birthday cake. It belongs to Fraiser. Great, It is a celebration. And I have a chance to celebrate Fraiser's birthday. I'll give my gift for him.

"Fris, just sit next to Fraiser!" asked Bintang and Cahaya.
Fraiser was sitting down in front of the birthday cake.
Hey, don't make me shy. I like Fraiser, but they can't do it to me. It is not a game.
"Hey, don't play at me." I cried.
Fraiser stared at me. Does he allow me sit next to him? What's my statue? I'm just the one who like him.

Fraiser put some cake and started to give to Franata as his bestfriend.
"Just give it to Friska!" said everybody,
No, not again. It is a celebration, not a time to make me shy. But Fraiser, he looked at me. Is it really him? I dare my self, come closer to him. Yeah, He gave a first cake for me. It is really a first cake.
"If you take this cake, you have decided to be my gf." Fraiser said.
 Really? He ask me to be his gf. So, do we have the same feeling? Hey, I don't believe it, but this is it.

In the journey to home, I ask "Do we have a relationship now?" for several times. He laughed and think it is so fun. We stopped near to Panasera and we had a strange conversation until midnight. I let my treasure wet, and everything went crazy. It was really a strange conversation and I turn into the silly girl. I could not answer his question correctly. Everything confused me.  He sent me home and I can't sleep until 2. Hahaha!

In the next day, He, Fraiser didn't go work because he woke up late.
Suddenly, I missed him crazily.
I feel excited when I get his message or phone.
I just smiled all the day.
I spell his name again and again.
Om Fraiser Manurung

Minggu, 23 September 2012

ABC Club vs Friska

Dalam team itu memang harus selalu ada saling kepengertian dan kerja sama. Mungkin aku memang masih sangat kekanak-kanakan hingga aku tidak bisa pengertian dengan member di team kami. Tapi entahlah, aku sudah menggunakan persediaan pemikiranku yang paling dewasa untuk mengerti, tapi tetap saja aku tidak mengerti.

Setiap hari minggu kami ngumpul di markas. Kami adalah ABC Club, Klub buat mahasiswa yang mau mengasah Englishnya. Dan Founder dari Club itu adalah Sartika, Aku, Ros dan Rusfri. Itulah team kami.

Setiap kami ngumpul selalu saja ada masalah dalam team. Kadang tentang peraturan yang harus berubah, member club baru yang datang dan pergi, member yang absen, anggota yang tidak mempersiapkan bahan presentasi klub, dan sebagainya. Aku benar-benar tidak menyukai hal seperti ini terus. Aku mau klub yang benar-benar bisa berjalan walaupun anggotanya masih sedikit. Bukan klub yang selalu ganti anggota, ganti peraturan, dan begitu banyak masalah yang menghampiri. Tapi pendapatku tidak sesuai dengan keinginan Tika yang ingin mempopulerkan klub. Tika pengen klub kami langsung mempunyai banyak member. Dan begitulah, aku akhirnya cuma bisa diam dan memperhatikan semuanya berjalan seperti apa keinginannya.

Kau tahu seperti apa rasanya sekarang, seperti diatas kepalaku ini ada bara api yang semakin lama semakin banyak dan panas. Begitu Tika menuntut ini itu, meminta aku peduli, dan entah apa yang harus kulakukan untuk menunjukkan aku peduli. Apa dengan membalas smsnya tentang peraturan dan ide baru yang tidak pernah terlaksanakan, atau seperti dia yang selalu update status di Facebook Group klub ABC setiap detik dengan pesan yang serupa, seperti " Don't give up. We are together, blablablabla" Ga berbobot, maksudnya apa coba buat yang baca?

Belum lagi Blog ABC Club sekarang sudah mulai berisi dengan teori-teori grammar Tika yang membahas tense terus. Padahal dari awal udah komit kalau page itu berisi tentang kegiatan ABC Club dan presentasi apa yang dibawakan pada pertemuan itu. Jadilah sekarang Blog ABC Club sebagai tempat ajang Nice Learningnya Tika, entah apanya yang nice.

Entahlah, aku jadi tidak semangat lagi. Yang aku mau itu klub yang selaku speak English, bukan setiap ketemu nimbrung terus tentang peraturan dan ide baru, pake bahasa Indonesia pula itu. Pengen berenti, tapi kalau gampang menyerah itu namanya ga konsisten 'kan. Hmmm, jadi binun'

Di batam ternyata ada Toko Buku Bekas

Finally aku ketemu sama toko buku bekas di kota batam ini. Aku sudah lama bertanya-tanya dalam hati. Akhirnya aku ketemu juga, hahahaha (ketawa lebar)

Eda Asna di area kerja kami mengajakku untuk menemani dia memperbaiki laptopnya. Informasi yang dia dengar, kami bisa memperbaiki laptop di sebuah plaza yang bernama Lucky Plaza, katanya dekat sama Nagoya Mall, Ok then, we go to there by Bus Bimbar.

Sebelum masuk bis, kami udah bilang, "Lucky Plaza ya bang,"
Mereka manggut aja, yang penting mungkin kami masuk dan jadi penumpang di bis itu. Dan akhirnya yang terjadi ternyata si supir itu tidak tahu di mana itu letak dan berdirinya Lucky Plaza tersebut. Kami di turunkan di depan Nagoya Mall. Jadilah kami menjadi dua sosok manusia yang kebingungan. Ok, Opsi terakhir adalah bertanya pada manusia. Kami ga boleh malu bertanya, kami ga mau sesat di jalan, Yeah!

Berkat informasi dari pak sekuriti akhirnya Lucky Plaza ketemu juga. Kami masuk dengan cepat, dan saudara-saudara apa yang terjadi? Tidak ada satupun toko yang memperbaiki laptop. Kami keluar plaza dengan tubuh lemas tak berdaya.

 Saat kembali dari Lucky Plaza itulah mataku menangkap dua buah toko yang berisi buku-buku bekas. Langsunglah Eda Asna kuajak ke sana. Aku segera memborong 5 buah novel berbahasa inggris dan itu sangat murah. Cuma sepuluh ribu per buku. Murah kan... Dan begitulah minggu berikutnya aku singgah ke sana, walau cuma membaca-baca komiknya sih. Lain kali Anas kuajak ke sini, dia kan paling suka baca komik. Dan akhirnya aku menemukan apa yang kucari selama ini. Ya, Toko Buku Bekas!!

Minggu, 16 September 2012

Lady Frizzy lagi galau

Kadang aku mikir kayak gini, "Kenapa sih gua harus dilahirkan dalam keadaan begini?"
Mau kuliah aja harus merantau ke pulau seberang. Kenapa orang tuaku ga kayak orang tua temanku yang lain? Kenapa harus gua sendiri yang fight buat melanjutkan pendidikanku? Kenapa Uli, Eva, Tina dan Roma cuma kuliah aja, ga usah ikut memikirkan biayanya. Tina kuliah di UGM dan sekarang dia udah menyelesaikan D3nya. Uli belajar IT di Siantar dan sekarang lagi sibuk-sibuknya menyelesaikan TA-nya. Aku kerja sambil kuliah di batam. IPK ga ada peningkatan yang ada malah menurun, sedang pekerjaan juga ga ada bagus-bagusnya. Hhh, emang sih katanya seorang Survivor itu ga boleh mengeluh, tapi boleh dong gua cerita dulu tentang kegalauan gua sebentaaaarrr saja...

Kuliah sendiri itu benar-benar tidak keren. Ada saatnya untuk merasa sangat-sangat lelah, galau dan depresi. Kalau di pekerjaan sudah sangat lelah, ditambah tugas-tugas kuliah yang ikut-ikutan bikin semak, dan persoalan lain yang masuk nimbrung ke pikiran, cukup membuat kepala gatal dan pandangan menjadi sinis. Pada saat itu mulai muncul pertanyaan, "Ada ga sih yang peduli dengan perasaan gua saat ini? Ada ga yang tau gua lagi super galau banget?"

Aku cuma punya Daddy. Dia adalah single parent setelah jadi Dadi(Duda ditinggal mati) oleh mama gua 4 tahun yang lewat. Daddy cuma nelpon kalau ada perlu. Udah gitu Daddy gua punya sifat alami yang pendiam, harus gua yang mutar-mutar kepala nyari bahan pembicaraan. Gua pengen banget bisa curhat sama dia, sama seperti yang dilakuin teman-teman gua ke mamanya. Tapi aku ngerasa curhat sama Daddy sama saja seperti cerita ke seorang lelaki pendiam yang ga ngerti apa-apa tentang seorang wanita dewasa tanggung kayak aku ini. Bapak nelpon kalau ada urusan keluarga atau kalau mau minta uang saja. Bayangkan saja, aku sudah kuliah sambil kerja disini, gua juga harus memenuhi kewajiban sebagai seorang anak tertua cewek; membantu orang tua. Kadang aku berpikir, bapak sudah begitu bekerja keras tapi kok tetap kekurangan ya? Dan dengan cepat aku langsung menuding akar permasalahannya yakni rokok dan tuak. Aku benci kedua benda tersebut. Bapak seorang perokok dan peminum tuak yang aktif. Kalau rokok aku ga tau berapa bungkus dihabiskannya perhari, sedang kalau tuak, bapak paling sedikit meminum 6 gelas perhari. Bayangkan saja, seorang lelaki kira-kira berumur 47 tahunan menuangkan 6 gelas ke dalam perutnya. Aku tentu saja tidak bisa melarang dan menyalahkan kebiasaanya itu. Daddy tidak punya teman berbicara di rumah, karena itu dia menghabiskan malam sebelum tidurnya di lapo tuak. Really really a bad habit, bad custom, I hate lapo tuak!

Gua punya Anas di Batam. Dia adalah saudara cewekku yang beda satu tahun sama aku. Anas cewek yang ramah dan punya banyak teman, baik yang cewek maupun yang cowok. Saking ramahnya, setiap ketemuan sama Anas ini, gua ga pernah ditemani ngobrol. Perhatiannya seratus persen buat temannya yang nun jauh di sana meneleponnya. Jadilah gua kambing congek di sampingnya sementara dia sibuk berhaha hihi dengan teman nelponnya. Ga sekali dua kali dia kayak gituan, menyebalkan. Dan kalau aku mau pamit, baru dia mulai kasih perhatian sampai gua kayaknya ga jadi-jadi pulang saking serunya kami saling bercerita. Ckckck, punya saudara kok kayak gini.

Dan begitulah, gua ga punya sahabat dekat yang bisa kupercayakan semua cerita galau gua. Dan gua juga ga punya cowok yang katanya orang bisa jadi teman curhat yang baik, bisa jadi teman penghibur, dan teman apalah kata-kata mereka. Gua ga tau kapan Tuhan akan menunjuk seorang cowok buat berjalan di samping gua. Yang kutahu, setiap cowok yang pedekate dan nelpon gua rasanya ganggu banget. Dan setiap obrolan dengan mereka ga penting banget. Gua malas banget harus menunda cucian gua cuma karena dia atau dia atau dia yang lain menelepon gua. Gua juga malas ketemuan kalau cuma menghabiskan malam dengan kegiatan yang benar-benar tidak berkualitas; makan dan keliling batam malam pake motor. Dan begitulah gua jadi jomblo terus-terusan. Kadang-kadang pengen sih lepas dari status jomblo, tapi gimana? Ga ada cowok yang kusuka.

Demikianlah seorang Friska, seorang mahasiswa plus pekerja di perusahaan swasta di Batam, jomblo dan anak tertua di keluarga. Kalau galau yang ditanggung sendiri, dengerin dan nikmatin lirik-lirik lagu Jamrud, main game, dan blogwalking di internet. Pengen jadi novelis, tapi ga kesampaian. Pengen jadi guru, tapi jadi guru bagi diri sendiri aja belum becus. Pengen memotivasi orang lain, tapi kadang gua juga bisa jadi lebih galau dari orang lain. Dan ya, semoga waktu ke depan bisa menjadi lebih baik bagi gua, gua mau jadi yang kumau. Jadi orang yang tidak menyesal di kemudian hari.

Sekian post yang aneh dari cewek dewasa tanggung.

Selasa, 14 Agustus 2012

12 Agustus 2012, Minggu yang (agak) melelahkan

Minggu, 12 Agustus 2012, minggu yang menyenangkan dan melelahkan. Dan ada banyak hal yang aku lakukan di hari yang kucintai ini. Ada banyak orang yang kutemui, banyak tawa keluar dari mulutku, dan ada banyak orang yang bersikap ramah kepadaku. Hujan tidak berhasil membuatku sedih. Pokoknya fun deh!! Hanya saja, my beloved daddy is still sick. Aku hari ini bertelepon dengan ayahku untuk memastikan keadaannya. Dan jawabannya tidak terlalu memuaskan.

Tidak ada Jogging!
Sabtu malam aku pulang kerja jam 23.00. Aku menyempatkan diri untuk membaca buku yang kupinjam dari Tika, 100 Pria yang Berpengaruh Di Dunia. Alhasil, aku tertidur dengan buku di atas wajahku kira-kira jam 12.30. So, paginya aku harus menyesal karena tidak bisa bangun pagi untuk melakukan ritual minggu pagiku itu, lari pagi. Aku harus memandang kesal pada ikon silent yang kupasang di handphoneku yang mengakibatkan alarmnya tidak berbunyi. Aku bermalasan sejenak dan kemudian segera bangkit dari tempat tidur. Cuci muka, gosok gigi, lalu langsung iris cabe, iris bawang, aku memasak di dapur. Kak Lina House Leader kami yang baru pulang segera berkomentar, "Baru bangun kok udah masak? Apa ga capek?" Aku hanya mengangkat bahu sambil mempercepat masakku karena aku harus mencuci pakaian sehabis ini. Dan sesudah itu harus piket kamar mandi dan bersiap pergi ke gereja.

Ngajar Anak Les Ruli sendirian!
Anak-anak Ruli (rumah liar) yang sedang les bahasa inggris
Tika dengan wajah menyesalnya, "Friska, aku ada buanyaaakk banget cucian hari ini. Kamu bisa ga ngajar anak ruli sendirian?" Wah, demi cucianya yang buaanyak itu aku harus menghadapi anak-anak kecil sendirian? Aku biasanya menemani Tika, dan ngajarnya dibantu Tika, dan hari ini aku harus sendirian? Aku kemudian membayangkan, betapa nanti mereka sangat rewel, tidak mau belajar, mengganggu temannya yang asyik belajar, lari-lari keluar dari ruang les, Hfftt. "Ok, aku akan coba!" ucapku dengan suara lemah. Dan Tika tersenyum. Senyum ma ho da dongan!
Dan Inilah Dia. Aku pulang ke rumah, langsung mengenakan batik dan membawa tas yang berisi notebook. Aku mau sesudah mengajar langsung berangkat ke markas ABC Club. As information, kami para member ABC Club diharuskan mengenakan batik, kalau tidak akan dikenakan denda. Aku berangkat ke tempat les dengan hati yang was-was. Banyak bayangan berkelebat di kepalaku. Banyak hal aneh yang terjadi / atau yang kulakukan/ atau yang anak-anak itu lakukan:

- Aku salah rumah. Ruang les yang digunakan adalah rumah bagian belakang Pak RT. Dan rumah yang kudapati pertama kali adalah ternyata rumah warga. Awalnya aku heran, kenapa ada ibu dan anaknya yang tidur di ruang les ya, pikirku. Lalu salah seorang muridku berkata, "Miss, bukan itu tempat lesnya. Tapi di rumah yang sebelahnya." Yeah, Great!
- Mereka masih belum terbiasa dengan cara mengajarku. Tika biasanya mengajar satu topik untuk semuanya, tapi aku membagi mereka 2 kelompok karena mereka kelasnya bervariasi, mulai dari yang kelas satu sampai kelas delapan. Mereka sibuk nanya, "Miss kok gitu sih?" atau "Miss, kok buku absennya beda?" "Miss, aku ikut pelajaran kelas 1 sampai 3 yah?" " Miss! Miss! Miss!!"Dan aku-harus-sabar-menjawab-semuanya!!!!!!
-Hujan datang ketika kelas usai. Yeah, Pak RT sudah menyarankan supaya aku tinggal agak lama di sana untuk menunggu hujan reda. Tapi kutolak, "Aku bawa payung kok, Tulang. Lagian aku ada acara lagi di tempat teman."ucapku. Dan baiklah. Aku dengan payung kecilku berjuang melawan hujan, angin, badai, becek, banjir, dingin, basah, dan suit-suitan dari penduduk ruli itu. Hatiku sibuk berteriak, "Oh God, please help me! Stop the rain please! Oh, goodness, I'm being wet! It's bad!" Celana jeansku basah, dan tasku juga. Oh, aku sempat deg-degan saat membuka isi tasku di rumah, jangan sampai notebookku juga ikutan basah. And thanks God, my notebook is tidak kenapa-kenapa. Tika menanyakan keadaanku lewat SMS, dan aku menjawab seadanya, "Aku basah!"

ABC Club
Seperti biasanya, menyenangkan. Awal dalam pertemuan kita harus berdoa, dan pastinya dalam memutuskan siapa yang memimpin doa pasti berdebat. Sehabis berdoa, bersama-sama menyanyikan lagu "Yes, We are together!" Itu adalah lagu kebangsaan ABC Club yang diciptakan oleh Tika. Dan ada new member! Uli! Dan ada banyak lagi yang kita lakukan. Sebagai sekretaris Club, aku selalu meng-update kegiatan ABC Club di http://www.abcclub2012.blogspot.com


Happy Birthday, Rut!


Rut (yang lagi ultah) and Tika

 Ada banyak orang hari ini yang berulang tahun. Ada Dedi  (Sekelas di kampus), Anggiat (Satu PT), dan Rut (Temannya Tika yang jadi temanku). Sepulang dari club sebenarnya aku ingin cepat pulang untuk menyetrika pakaian. Tapi Tika dan Ros memaksaku untuk hadir di party-nya Rut. Mereka bilang sedikit orang yang datang ke party itu, jadi kami harus ke sana untuk meramaikan. Yah, apa boleh buat. Aku belum terlalu kenal dengan Rut dan teman-temannya. Aku pikir ini bukanlah hal yang bagus. Tapi yang mereka katakan memang benar. Sedikit orang yang datang ke party itu padahal semuanya sudah disiapkan, Mulai dari makanan, kue ultah, balon-balon hingga musik yang lumayan memekakkan telinga.

And Here we are!! We try to sing, dancing to make Rut happy, Rut sempat nangis melihat teman-temannya tidak ada yang datang, tapi akhirnya dia bersenang-senang. Dia menari bersama kami, berphoto ria, bernyanyi lipsing, sampai mengotori wajah dan baju kami dengan kue ultahnya. Sebenarnya aku kesal dikotori dengan kue itu, aku harus mandi sesampai rumah. Itu bukan sesuatu yang bagus! Ini sudah sangat malam dan aku harus menyetrika pakaianku yang bejibun. Dan 10 o'clock, aku pamit. Daagh Rut, Tika, Roslita, dan teman yang lainnya, gua duluan!! Thanks for the party.

Saksang in the Dormitory
Kak Roma bring me saksang! She said, "Just eat it after everybody sleep!" She ever brought that before, but I couldn't eat it because it's bloody. I'm not allowed to eat the bloody food by the church. I'm an bethel person. So, this time kak Roma bring the saksang without blood special for me. Yeah, I'm very full now. I've got many cake in Rut's Party and now I must spend saksang that Kak Roma bring!


I get sleep at 02.10 a.m.

Rabu, 01 Agustus 2012

Sunday: Sibuk atau Sok Sibuk?

Di dunia ini betapa setiap orang sangat memfavoritkan hari minggu. Semua menunggu hari minggu. Walaupun minggu barusan berlalu, pada hari senin kita pasti sudah sangat merindukan hari minggu. Itu mengapa dimana-mana, setiap hari minggu orang selalu bilang, "Selamat hari minggu. Happy weekend!!!"
Aku juga seorang manusia yang normal di dunia yang sangat wajar ini sangat mengagungkan hari minggu. Di Alkitab, spesifiknya di Sepuluh Titah memang kita diharuskan menguduskan hari minggu. Di hari minggu kita harus menyempatkan waktu untuk beristirahat dan mengucapkan syukur kepada sang Pencipta dan Penguasa Jagat Raya atas berkat yang kita nikmati di hari-hari sebelumnya. Yeah, I love Sunday. I love the way God make all beautiful and right.

Dan belakangan ini aku membiarkan hari mingguku menjadi hari yang paling sibuk. Aku merelakan duty-duty yang sebenarnya tidak terlalu mendesak menjadi pengisi hari mingguku. But it's Ok. I'll enjoy it all.

Jogging tiap minggu pagi.
A        : Ah, ya benar?
B        : Boong deh, Ngapusi bu..
Friska : Lho emangnya kenapa dengan pernyataan di atas. Itu kan promise.
A        : Ooo..
B        : Cape deh!
Aku selalu bersyukur kalau hari minggu itu bisa berhasil bangun pagi. Kalau itu sudah terjadi, aku langsung cuci muka dan masak di dapur. Ceroboh gini, aku juga berusaha menjadi wanita ideal tahu. Memang sih aku belum sepintar mereka yang bisa masak bermacam-macam makanan, tapi setidaknya kan aku belajar. Sehabis masak, aku akan ganti baju, pake headset, sepatu, kantongin kunci rumah, kemudian ambil langkah seribu di jalanan dormitori yang sepi. Berlari, berlari, dan berlari. Sepi, sepi dan sepi. Iyalah masih jam 5.30.Rutenya : Blok R-Blok N-CC-KIB-Balik lagi ke Blok R. Rute itu kalau aku larinya serius bisa mengambil waktu 25 menit. Biasanya aku setel lagu Bondan Prakoso feat Fade2Black. Lagu Sang Juara, SOS, dan Leas But Not Last-nya itu bisa nge-push aku biar larinya lebih kencang dan semangat lagi. Jogging sendiri itu lebih asyik daripada bareng teman. Aku lebih bebas menikmati waktuku sendiri. eYah, aslinya aku memang penyendiri dan suka kesendirian.

Dad, How are you?
Sehabis Jogging, aku akan melemaskan lututku di depan televisi. Terserah tontonan apa, yang penting kakiku istirahat dulu. Pada saat itu aku akan mengambil handphone dan say helo sama Beloved Papi dan sodaraku. Cerita apa aja yang ada di kepala dan tanya apa aja yang terjadi di sana. Abis itu Breakfast trus siap-siap ke Gereja.

Gereja Pentakosta di Ruli.
Waktu belum kuliah, aku gerejanya di Bengkong, Di GPI Epikaleo.
Sesudah kuliah tapi masih tinggal di Blok N, aku gereja di GSJA Blok H (dekat, hemat waktu, hemat ongkos)
Pindah ke Blok R, pindah-pindah gereja. GJ.
Hingga kemudian classmateku, yang beda shift di PT, Sartika Gultom ngajak aktif di Gereja Pentakosta di Ruli. Emang ada gereja di Ruli. As Information, Ruli itu akromnim dari Rumah Liar. Yeah, ada pemukiman ruli di belakang dormitori kami. Dan akhirnya, aku pun aktif gereja di situ.

Ngajar English (free) sama anak-anak Ruli
Yeah, Sartika yang ngajak aku ngajar anak-anak itu. Padahal aslinya aku ga suka anak kecil lho. Apalagi aku liat mereka lumayan bandel dan suaranya kencang. Tapi Sartika bilang, kalau mau mengajar, sekaranglah saatnya belajar mengajar. Oh, baiklah. Aku memandangi mereka, pura-pura senyum, dan mulai mengajar. Not bad.

ABC CLub at Batu Aji
Gw jadi Sekretaris.
A        : What, seorang Friska?
Friska : Yeah, yeah, yeah,
B        : Apa jadinya sebuah club yang sekretarisnya adalah Friska?
Friska : Gua jadi sekretaris, dan gua terima. Gua berusaha kasih yang terbaik, yang bisa kulakukan. Apa itu salah?
A       : Ga sih..
B       : Lanjutlah Fris..
Aku ga tau apa tugas seorang sekretaris itu di sebuah Club, Tapi yang pasti gua akan melakukan hal yang perlu dilakukan. ABC Club itu adalah klub mahasiswa yang terdiri dari 6, tadinya 7, yang mau speaking English selama beberapa jam di hari minggu. Kita pake presentase, debat, game, visit tourist sebagai aplikasinya. Yah, mudah-mudahan apa AIM, Goal, dan Vision Club kami bisa tercapai. Yang di atas semua itu adalah Pengen Bisa ABle dan Fluent In Speak English.

Dan itulah seabrek kegiatanku di hari minggu, Mungkin kedengarannya memang sepele. Tapi aku merasa itu benar-benar membuat mingguku sangat berisi. Moga-moga aku bisa bertahan, aktif di setiapnya, dan yang pasti semoga semua yang kulakukan BERMANFAAT, dan Diberkati Oleh Tuhan.
In the End, Aku masih bingung, apa aku memang sibuk atau sok sibuk yea???? Biarlah rumput yang bergoyang dangdut menjawabnya.

Minggu, 01 Juli 2012

Mau Nulis apa?

Dari dulu aku selalu bertanya-tanya, aku mau concern di bagian apa
tentang menulis? Aku hanya seorang mahasiswa part time, belajar selama 4
 jam di kampus dan selebihnya dipake buat kerja, cari nafkah dan nabung
buat masa depan. So, selama ini isi kepalaku hanya berisi grammar dan
structure of English, obrolan-obrolan di tempat kerja, tempat belanja
mana yang ada diskon, dan curhatan adik-adikku. So, mau nulis tentang
apa, I don't have any idea. About Love, boro-boro pacaran aja belum
pernah, aku orang yang takut bikin komitmen. Aku ga tahu bagaimana
menerangkan betapa indahnya cinta itu, serta sakitnya yang sering
ditera-tera orang yang patah hati. Aku aja sampai heran, betapa sembilan
 puluh sembilan persen lagu dan prosa yang ada di dunia ini ternyata
berkenaan tentang cinta. Aku enggak heran tentang keberadaan lagu dan
prosa itu, tapi heran betapa aku ketinggalan dan inexperinced in love :(
Tapi aku suka menulis, jadi nulis tentang apa dong? Binun' ;(

Menurut artikel yang sering kubaca tentang kepenulisan, tulislah apa
yang ada di sekitarmu, menulis tentang yang kamu suka. Apa yang ada di
sekitarku? Oh, tentang teman-teman di tempat kerjaku yang bermimpi
menikah dengan cowok kaya, atau tentang dunia kerja shift yang
melelahkan, atau perjuangan the student as a worker di batam. Itu semua
bukan topik yang terlalu menyenangkan, dan kebanyakan orang lebih suka
mendengar dan membaca tentang cinta. Oh, cinta lagi, cinta lagi. Menulis
 yang aku suka, apa yang aku suka? Aku suka membaca, suka menonton, dan
suka sastra. Aku suka pelajaran Literature di kampus. Aku suka cerita
tentang Shakespeare, Geoffrey Chaucer, dan Bede. Aku suka bagaimana
Aldhelm berhasil memikat para bangsawan jaman dahulu dengan
karya-karyanya. Aku juga iri betapa mereka itu dulu, para sastrawan itu
maksudnya, dianggap sebagai masyarakat kelas atas, Viscount and
Viscountess. Shakespeare dan Spencer dulunya hanya orang biasa, tapi
karena pengetahuan mereka akan sastra, nama mereka abadi hingga
sekarang. Shakespeare hanyalah seorang anak desa yang miskin, merantau
ke London, bekerja di teater, dan dalam beberapa tahun sudah memiliki
group drama yang terkenal. Sedang Spencer, hanya mahasiswa miskin yang
mengandalkan bantuan orang-orang (bantuan pakaian bekas, makanan, dan
buku-buku bekas) bisa mengimbangi kemampuan sang master, Geoffrey
Chaucer. Fine, gua suka sastra inggris. Aku bisa menulis tentang hal
ini. Ini akan jadi topik yang kutekuni. Yeah, I get it.

Ok, mungkin aku bisa membuat blog lain yang lebih concern tentang
English Literature. Blog yang akan bermanfaat bagi orang lain. Blog yang
 bisa membantu orang lain dalam membuat tulisan atau makalah tentang
Literatur Inggris Kuno. Ok, entar kalau blognya udah ada, aku publishin
yea'..

Menjadi Mandiri

Dulu waktu masih SMA, aku suka banget sama drama korea yang tayang di Indosiar pas sore hari. Rasanya gimana ya, situasi yang diceritain di drama impianku banget. Maksudnya, kebanyakan ceritanya itu tentang cewek mandiri yang berjuang menggapai cita dan cintanya, asik! Drama itu bikin aku berimajinasi, seandainya ntar aku jadi cewek dewasa, tinggal di suatu kota yang jauh dari orang tua, punya kost-an, barang-barang pribadi, en' setiap hari berjuang mendapatkan yang dicita-citakan, baik itu pekerjaan yang diidamkan, maupun cowok cool yang diimpikan, hahahay!

Rasanya keren banget kalau kita punya kamar sendiri, yang barang-barangnya milik sendiri, dan punya kebebasan mau ngelakuin apapun selagi dalam alur yang positif. Ini karena aku udah kapok sama status saya sebagai seseorang yang memiliki banyak saudara. Nonton Tv rebutan, main game di komputer juga rebutan, uang sekolah harus dibayar bergiliran, belum lagi harus mencuci dan menyetrika pakaian yang bejibun. Biasanya kalau masalah rebutan, aku yang menang. Karena statusku sebagai anak cewek yang paling tua, jadi mereka harus menurut. Tapi kalau Bapak n Mamak lagi di rumah, aku ditegor dan disuruh harus mengalah. Nah, sejak itu rasanya aku pengen banget hidup di suatu tempat hanya berkesendirian. Punya barang sendiri, tidak harus berebut dengan siapapun, tidak harus mengalah, dan juga tidak harus menunggu giliran.

Merantau ke batam, aku baru merasakan gimana jadi seseorang yang mandiri. Aku harus bisa bertahan hidup dengan hasil jerih payahku sendiri. Harus bisa mengatur pengeluaran sehingga akhir bulan tidak meminjam uang kepada orang lain. Pada saat bekerja itu kemudian aku mulai belajar, betapa sebenarnya mencari nafkah itu sangatlah susah. Sedangkan menafkahi diri sendiri harus bekerja keras seperti ini, apalagi menafkahi banyak anak seperti yang dilakukan orang tuaku, pastilah mereka sudah sangat berusaha. Aku sangat naif pada saat itu berpikir betapa orang tuaku tidak mengerti kebutuhan anak-anaknya. Aku merasa itu adalah kewajiban mereka untuk memenuhi keperluan kami, terserah apapun caranya. Dulu aku selalu merasa kesal dengan keterlambatan orang tuaku untuk membayar uang sekolahku. Selalu mengatakan kalau mereka itu bukan orang tua yang baik. Dan sekarang aku mengklaim bahwa diriku yang dulu benar-benar bodoh, tidak tahu diri, dan juga sangat-sangat naif.

Menjadi mandiri memang sebuah perjalanan. Mandiri bukan hanya bisa hidup mengandalkan diri sendiri, tapi juga diri sendiri itu harus terlatih dalam menghadapi situasi apapun.

Sabtu, 30 Juni 2012

Lama ga nge-blog

Udah lama ga nulis di blog. Ya, emang dulu juga jarang nulis di blog sih. Sebenarnya ada banyak waktu yang bisa digunakan untuk menulis. Tapi satu penghambatnya, aku bingung mau nulis apa. Akhirnya waktu yang ada dipake buat browsing-browsing entah kemana-mana, baca komik online, liat-liat profil facebook orang, dan Teetttt!!! Waktu habis, rencana mau blogging gagal sudah, karena waktu luang sudah habis.

Enaknya blogging itu bahas apa sih? Orang biasanya blogging untuk mencurahkan isi hati dan kepala, yea', lebay banget. Yang benar itu orang blogging untuk berbagi pemikiran dan pengalaman. Ya emang sih, orang kadang suka curhat di blog, tapi ga segitunya banget, karena mereka sadar kalau blog itu dibaca oleh masyarakat luas, blog itu bukan seperti buku diary yang disimpan di dalam lemari berkunci biar ga dibaca orang lain. Lha, nama blogmu ini kok pake kata 'diary" Fris? Iya ya, gua jadi kejebak di argumen sendiri. Biarlah nama itu tetap menjadi nama blog ini, karena gua menghormati diri gua yang dulu, yang lugu, polos, dan tidak berdosa, membuat blog dengan sembarang nama. Yee...

Balik ke pertanyaan, enaknya blogging itu bahas apa sih? Apa ya, mungkin bisa membahas sesuatu yang sesuai dengan hobi, pekerjaan, kepribadian, atau lingkungan sekitar kita. Lha, itu tau, tapi kok blognya ditinggal mati suri sampe setaun ya? Padahal ada banyak yang bisa diceritain dan dibagi ke orang-orang. Padahal ada hal yang berseliweran di otak mendesak minta dituliskan. Come on, Friska, katanya mau jadi bagian dari dunia kepenulisan, tapi menulis blog juga ga bisa serius. Kurang komit anak ini! Ga bakat jadi orang sukses! Halah!

Ok, mulai sekarang harus management diri sendiri. Mulai rajin menulis, terserah apa. Maksimalkan blog, kompasiana, wordpress, sampe ke buku diary atau apa ajalah deh.Gua baru aja baca tulisan HL di kompasiana tulisan Pak Adian Saputra, tentang menghilangkan ketergantungan pada mood menulis. Artikelnya bagus banget, cocok banget buat mencambuk semangatku yang kendor ini. Kalau mau baca, boleh di klik http://bahasa.kompasiana.com/2012/02/02/menghilangkan-ketergantungan-pada-mood/ Yakin deh, kalau kamu baca tulisan ini, pasti kamu bakalan buru-buru nulis, terserah itu mau nulis apa. Ya, kayak terjadi sekarang sama aku inilah.


So, sekarang mari menulis! Tuliskan apa saja yang ada di pikiranmu! Go! Go! Writing, Friska!!!