Sabtu, 02 Oktober 2010

God always gives a way

Teman-teman merasa kasihan dengan tingkahku yang layaknya orang yang kehilangan akal. Aku berani-beraninya kuliah tanpa memikirkan bagaimana aku akan membagi waktuku bekerja di PT dan pergi kuliah nanti .Mereka mendesakku untuk segera membicarakan hal itu dengan supervisorku yang mungkin akan bisa memberikan solusi yang kiranya bisa membantuku. Aku yang awalnya berpikir biarlah pada saat kuliah nanti akuselalu datang terlambat, asalkan aku bisa kuliah. Aku telah membayangkan, setiap hari aku akan mengejar waktu mati-matian, sepulang dari Pt pukul 19.20, dan aku harus sudah mengabsen diriku pukul 19.30 di Kampus yang jaraknya 15 menit dari Pt tempatku bekerja. Tapi temanku terus mendesak, dan bahkan mereka memanggilkan Babe Farid, supervisorku untukku, aku dan Babe itupun berbicara. Sedikit kelegaan menyelinap masuk, babe Farid mengiyakan permintaanku dan menyuruhku membicarakan hal itu dengan bagian Admin, yakni Pak Agung.

Besoknya aku membicarakan hal itu terlebih dahulu kepada Leaderku, Mbok Novi. Bukannya mendapat dukungan, dia malah berusaha membuat aku berpikir bahwa keinginanku adalah mustahil untuk diwujudkan. Padahal aku hanya ingin agar aku hanya diplanning lembur satu jam saja pada saat aku masuk shift pagi. Dan keningkupun semakin berkerut. Tidak jera, aku membicarakan hal itu kepada Mbok Asih, Leader yang membuat planningan lembur. Dia dengan tegas mengatakan bahwa permintaanku itu sangatlah susah untuk dikabulkan. Karena di PT tempatku bekerja, lembur adalah sesuatu yang wajib, yang walaupun memang jam lembur sudah agak dikurangi. Dan ketika aku memberitahukan hal itu kepada Babe Farid, dia memarahiku. Dia menyuruhku membicarakan dengan Pak Agung, tapi aku malah memberitahukan hal itu kepada leader, pihak yang hanya memikirkan bagaimana caranya agar produksi bisa target. Mereka maunya kamu tetap berada bersama mereka hingga produksi mencapai target dan selesai, ungkap Babe Farid. Dan Babe Farid membuatku memutuskan agar aku segera menjumpai Pak Agung besok paginya.

 Dan pagipun datang. Sebelum bel berbunyi dan ruangan Office masih agak kosong, aku masuk dan menemui Pak Agung. kututurkan maksudku, dan apa yang kuterima dari Pak Agung benar-benar tidak sesuai dengan harapanku.Dia berkata dia tidak berwenang untuk memutuskan aku lembur berapa jam. Pak Agung hanya bertugas memberi laporan tentang jumlah jam lembur kami. Dan akupun menelan semua penjelasan Pak Agung dan keluar dari ruangan Office dengan badan yang membungkuk.

Malam yang dingin, hingga membuat perut Kak Rona menjadi sakit. Dia mengeluh dan memintaku untuk mengantarnya ke klinik. Kebetulan hari itu aku ingin mengambil uang dari ATm dan juga membeli kado untuk temanku yang sedang berulang tahun. Aku mengantar kakak itu ke klinik, dan kemudian aku pamit untuk pergi ke plaza sebentar. Setelah menyelesaikan urusanku di plaza itu aku segera keluar dengan langkah cepat takut Kak Rona menungguku terlalu lama. Setiba di teras Plaza, seorang bapak tua sedang duduk dan menyapaku dengan wajah yang lelah. "Dek, belikan roti satu." ucapnya. Terlalu banyak kulihat pengemis di kota batam ini, dan ada sedikit rasa benciku melihat mereka sebenarnya masih bisa bekerja tapi malah duduk-duduk di pinggir jalanan mengharapkan belas kasihan orang lain. Aku tersenyum sedikit dan segera pergi. Tak jauh dari plaza aku teringat tentang foto yang ingin kuprint. Aku kembali masuk ke dalam plaza. Dan kemudian aku menyelesaikan maksudku yang terlewati itu, aku terpaku pada toko kue yang letaknya di dekat pintu keluar Plaza. Bayangan bapak yang duduk di teras plaza terlintas. Pastilah bapak itu sangat lapar, aku juga pernah merasa lapar sekali. Sangatlah sakit dan tidak menyenangkan sekali. Kubelikan roti yang agak besar yang mungkin bisa menghilangkan lapar. Dan saat aku keluar dari plaza kuberikan kepada Bapak itu, dan ada rasa bahagia menyelinap ke hatiku saat melihat wajah senangnya.

Dan besoknya saat aku sedang sibuk mengApp baterai Atex, aku dipanggil oleh Pak Agung. Dia bermaksud untuk memindahkan aku dari section produksi menjadi section control material, dimana aku bisa mengatur sendiri aku akan lembur berapa jam sesuai yang kumau, sesuai dengan yang kubutuhkan. Dan akhirnya masalah pembagian waktuku terselesaikan. Beribu-ribu terima kasih di hatiku. Tuhan tahu cara yang terbaik untuk memberi jalan untuk setiap permasalahanku. Thanks God.