Minggu, 19 Mei 2013

Get all stuffs that I want or need

Gua Friska, dan gua terlahir di desa kecil di Sumatera Utara. Jangan tanya kenapa aku lahir di desa kecil, karena bukan itu yang mau aku ceritain. Gua mau omongin kalau hidup gua itu ga semudah orang lain, atau semisal blogger-blogger lain yang average anak orang berada.  Gua mau cerita tentang gimana untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan ga mudah di dalam duniaku. Kalau kamu butuh sesuatu, kamu harus berusaha mendapatkannya, kamu ga akan mendapatkannya hanya dengan menadahkan tangan kepada orang tua.

Tau stuff? Kalo di liat di kamus, stuff itu artinya barang. Dan disini gua mau cerita gimana gua bisa mendapatkan stuff atau barang yang gua butuhkan inginkan dalam hidup gua.

1. My first kompie, Komputer pertamaku
Pas SMA, aku ambil jurusan komputer di sekolah. Dulu, pas taon 2006 masih jarang banget di Siantar sekolah yang ada jurusan komputernya. Jurusan itu cuma ada di sekolah-sekolah swasta. Nama jurusannya di sekolah kami itu jurusan TKJ, Teknik Komputer Jaringan. Ya kita belajar teknik, jadi bisa dibilang ini termasuk STM, Sekolah Teknik Menengah. Tapi di sekolah kami, ini sekolah jurusan ini disebut dengan SMTI, Sekolah Menengah Teknik Informatika. 
Kalau udah jurusan komputer, pasti kita butuh komputer kan. Aku ga pernah berani meminta dibelikan komputer sama bapak. Boro-boro beli komputer, uang SPP aja sukur-sukur ga minjam dulu ke tetangga. Belum lagi kami 4 orang yang berangkat ke sekolah sekaligus. Akhirnya aku cuma bisa bersabar aja di sekolah karena ga pernah bisa praktek pelajaran langsung. Gua harus main di warnet biar bisa main komputer, atau ke rumah teman. Teman-temanku yang lain selalu bawa komputernya ke sekolah, mungkin biar di perbaikin, jadi bahan praktek, atau konsultasi ke guru. Maklum 2006 dulu belum jamannya laptop atau notebook kayak sekarang ini. Jadi punya komputer aja udah lumayanlah. 

Akhirnya setelah dua tahun bertahan hidup dengan main ke warnet dan numpang ke rumah teman, aku akhirnya bisa punya komputer juga. Bibiku yang tinggal di Samosir punya komputer dirumah dan udah lama ga dipakai lagi karena anaknya udah merantau. Komputer itupun diboyong ke rumah. Aku udah senang banget, tapi kemudian sedih karena CPUnya udah mengalami kerusakan dalam perjalanan. Bapak liat aku sedih akhirnya mengajakku ke Pajak Horas nyari CPU. Akhirnya CPU itupun dibeli. Monitor, keyboard dan speaker kini bisa berfungsi karena CPU itu. Aku senangnya bukan main. Aku pundi kelas jadi orang yang ribut tentang memburning atau membajak Compact Disk. Memburu Aplikasi dan game, udah berani diskusi tentang komputer, hacker, jaringan sama Dedi atau Agustina dan Hunter. Rasanya seperti diakui. Yah, that's what a feeling of a young girl who is really excited because she know something new. 

Udah 4 tahun aku di Batam, dan pas pulang kampung kemarin komputer itu udah die alias rusak ga dipakai lagi serta di simpan di gudang. Sedih banget mengingat dia yang udah nemanin aku  dengan setianya.

2. My Little Notebook
Mungkin gua yang punya notebook dengan spesifikasi yang paling rendah diantara teman-teman gua. Teman gua ada yang punya laptop, notebook juga, tapi ga se-poor notebookku. Tapi walaupun gitu, gua sayang banget. Karena ini udah 3 tahun nemanin gua menulis, browsing, gaming, dan banyak lagi deh.

Aku beli ini dengan setelah gua kerja di Sanyo selama 6 bulan dari Supervisor gua. Kemarin itu tahun 2009, dan harganya 3 juta. Padahal sekarang gua udah bisa nyari laptop dengan harga yang sama. But, it's ok. Benda ini yang membuat blogger ini tetap update sampe sekarang. Makanya gua sayang walopun dia super super leleeet.

Notebookku ini cuma sekali masuk bengkel alias diperbaikin. Kemarin pas aku dan adikku Anas jalan kaki ke kontrakannya, aku ngobrol di telepon sama Fraiser. Kemudian Anas singgah di warung beli sayur atau apalah buat dimasak, aku bersandar di dinding warung itu sambil ketawa-ketawa di telepon. Alhasil, papan dinding warung itu ga bisa menahan sandaran badan gua. Papan-papan itu terlepas, dan jatuh, sambil badan gua juga nyongsor ke dalam warung. Anas dan Ibu penjual pada ketawa, handphone jatuh, begitu juga dengan notebook yang kebetulan ada di dalam ransel yang gua gendong. LCD notebook itupun rusak, akhirnya diganti dengan LCD ga tau baru atau second dengan harga 600ribu. Lenyap deh, duit segepok seharusnya bisa beli novel baru, atau isi pulsa modem, atau ongkos selama sebulan. Hahaha, setiap orang emang harus pernah ngalamin hal kayak gini. Jadi gua ga sedih-sedih amatlah..

3. Motor Matic
 Gua ga tahu mengendarai sepeda apalagi mengendarai motor. Tapi gua pengen banget punya motor. Kadang gua capek badan, capek ongkos juga kalau harus pergi ke sana-sini mengandalkan angkot. Gua mesti berangkat ke kampus, ke gereja, organisasi, harus berangkat cepat karena gua masih harus nunggu angkot berjalan. Jadi gua pengen banget punya motor biar semua aktifitas gua lancar. Tapi melihat keuangan gua, gaji ga seberapa, uang kuliah, kadang keluarga di kampung juga butuh duit, gua pendam keinginan buat beli motor.

Namun kemudian Evalita, teman satu kerjaku bilang kalau dia mau jual motornya karena dia hendak menikah bulan enam. Aku kemudian memberanikan diri untuk mengajukan kalau aku akan membelinya. Aku kemudian lembur di PT yang akibatnya aku jadi banyak absen di kampus. Mungkin teman di kampus berpikir aku malas kuliah karena baru putus dan patah hati, mungkin sebagian iya, tapi motor ini adalah alasanku yang utama. Dan akhirnya aku bisa membeli motor matic second seharga 6juta dengan catatan: Gua ga tahu naik motor sama sekali. Weird, isn't it.

Temanku kak Asna yang ajarin gua naik motor. Dan aku bareng sama dia terus kalau berangkat ke kampus dengan catatan: gua dibonceng naik motor gua sendiri. Hahaha, but it's ok. It save my money. and It great I have my own motorcycle.


Entah stuff lain apa yang akan kubeli. Mungkin aku bukan anak orang berada yang bisa dapatin sesuatu dengan mudah, tapi gua yakin gua akan selalu bisa mendapatkan apa yang kuinginkan. Tentu dengan usahaku sendiri pastinya. Thanks to God that always Bless Me of course.