Sabtu, 06 April 2013

April without Love

Yep, akhirnya aku menulis di blog lagi. Tapi, entahlah aku tidak tahu persis apa yang mau aku tulis di blogku yang sepi ini. Mungkin berdiary-diary ria? Hmm, sepertinya tidak terlalu buruk. My Blog, My Diary.

Gimana kalau aku pake kata "gua" atau "gue" untuk gantiin kata "aku"? Biar serasa blogger dari jakarta atau bandung gitu, hahaha. Boleh dicoba. Padahal aku lho batak.

Gue Friska. Dan gue 21 tahun. 
Gue lagi kerja sambil kuliah di pulau berhutan yang namanya Pulau Batam. Gua kuliah jurusan Sastra Inggris di Universitas Putera Batam dan kerja di sebuah perusahaan swasta. Dengan bangga (astaga, dasar tukang pamer) gua mau bilang kalau biaya hidup dan biaya kuliah gua sekarang itu aku dapat dari hasil keringat gua sendiri. Ngomong-ngomong gua udah cocok disebut sebagai Cewek yang Mandiri kan. hehehehe

Gue baru aja jatuh cinta dan juga putus cinta. Strange, isn't it? hahahahaha.
Dia Fraiser, cowok cuek yang hometownnya sama kayak aku, kota Siantar tercinta. Kita sama-sama kuliah sambil kerja, sama-sama lagi berjuang membentuk masa depan, cieeee. Kita udah jalan 3 bulan setengah, dan kita benar senang-senang. Dan kemudian gua merasa perhatiannya menurun 2 minggu terakhir, dan aku benci dia seakan tidak peduli. Dan akhirnya sodara-sodara kanduang, gua mutusin tali benang hubungan percintaan kami yang masih seumur jantung, eh seumur jagung itu. Seems stupid right? Yeah, I am such a silly girl. Gua udah ngajak balikan tapi dia ga ada angkat telpon ama sms gua. Hiks, Hiks, Hiks. Katanya sih prinsipnya dia tuh anti balikan lagi sama mantan. Ih, menyebalkan ya...

Putus cinta itu berarti instropeksi diri sendiri dan pasangan. 
Sebisa mungkin aku mencari sisi buruknya Fraiser supaya bisa dijadikan alasannya memutuskan hubungan kami. Supaya aku ga sedih-sedih amat karena udah putus. Dan semakin aku mencari, aku semakin menemukan betapa dia itu baik banget buat aku. Dia orangnya sabar, pengertian, dan apa adanya. Aku suka caranya meraih tanganku, menggenggamnya, bicaranya yang pelan tapi teratur, senyumnya, tatapannya yang hati-hati, dan Arrgghhh gua malah jadi kepikiran dia terus kan. Galau benar deh aku. Mungkin dia cuek, tapi itu sah-sah aja karena gua juga butuh ruang untuk diriku sendiri. Regreting this? Yes! Sad? Yep! Broken heart? I think so. Ah, gundah galau gulana. 

Di kampus, teman-teman pada nyebutin namanya di depanku. Benar-benar bikin hati makin down.
"Fris, just guess. I have just met your boyfriend in upstair." Cahaya said.
"Ex. Ex-boyfriend." gua mengoreksi.
Bukan cuma Cahaya, Bintang juga kenapa harus teleponan ma Fraiser di depanku. 
"Fr*iser, gimana cewekmu ini, Dia lho lagi galau." ucap Bintang di handphone. Dia sengaja turn on loudspeaker dan terdengarlah suaranya yang sangat familier bagiku.
"Aku ga punya cewek lagi." 
Menyedihkan.

Entahlah, mungkin seiringnya waktu berjalan aku bisa lupain dia. Tapi sampe sekarang gua sedih, apa dia ga bisa langgar prinsipnya itu sekaliii aja. Apa benar dia udah ga sayang lagi samaku sampe ga mau balikan. Iya sih dia tegas, tapi apa aku memang udah dilupakan, Hahahahhaha, Friska yang malang.


Terserahlah. Yang penting gua Friska, dan umur gua 19 tahun 21 tahun. Gua kuliah sambil kerja di Batam. Gua cewek sulung di keluargaku. Hidupku sangat berarti buat Bapakku, Abangku dan Adik-adikku. Gua pengen tinggal di pulau kecil, jadi guru (atau kepala sekolah gratis) yang berjasa buat pulau itu, dan juga seorang Penulis yang berbakat dan bukunya laris.

I love you, Fraiser or my boyfriend di masa yang akan datang. Gua berharap gua jatuh cinta lagi, dan kali itu aku akan melakukannya dengan benar. But if we loved again, I swear I'd love you right (Taylor Swift - Back to December)