Minggu, 12 Mei 2013

Desperate!


'Cause we are broken

What must we do to restore

Our innocence

And oh, the promise we adored

Give us life again

'Cause we just wanna be whole

#Paramore - We are broken

Aku ga pernah berpikir bahwa aku akan berada di titik point ini. Sejak semua perasaan hambar menyergapku seketika. Aku benci ketika mengetahui bahwa aku sudah banyak ketinggalan semua. Aku ketinggalan hal-hal yang seharusnya ku-update di setiap waktu.

Aku benci kalau ternyata aku tidak pernah tahu lagi apa yang dilakukan Bapak dan adik-adikku di rumah. Aku tidak tahu dimana lagi Abang tertuaku tinggal. Aku ga pernah minta foto adikku Niti dari Jakarta. Aku ga pernah lagi pergi gereja. Ga pernah saat teduh lagi. Aku ga pernah lagi jalan dan tidur di rumah adikku Anas. Aku ga pernah perhatian lagi sama teman-temanku, dan hasilnya aku ga ada teman di kampus. Mereka sibuk dengan teman mereka masing-masing. Seakan aku ga terlihat lagi di kelas. Aku benci melihat fraiser sok disakiti itu harus ada di kampus, setelah dia itu berpikir bahwa aku sangat perlu diacuhkan hanya karena mutusin dia saat emosiku sedang labil. Aku bahkan sangat kesal bahwa aku sudah belajar mati-matian di rumah, tapi teman yang lain bisa dapat nilai yang lebih tinggi hanya dengan lirik kiri dan kanan hanya untuk melihat jawaban temannya.

Aku bahkan tidak bisa mencari solusi untuk masalahku sendiri. Aku ga bisa mempersiapkan diriku lagi. Aku tahu bahkan mendengar sendiri kalau Pak Robby itu menyuruhku presentase hari senin tanggal 13 Mei, Aku bahkan tidak mau repot-repot melihat apakah tanggal itu bertabrakan atau tidak dengan jam kerjaku di PT. Seharusnya aku bisa order cuti, atau konsultasi ke Pak Robby, atau apalah. Aku hanya menjalani hariku tanpa rencana dan kemudian kelabakan mengetahui fakta presentasi itu tiba. Partner presentaseku, Kak Muli, ga mau presentase sendiri tanpa aku. Dan begitulah, aku hanya bisa berduka, merenungi keadaanku yang carut marut.

Aku bahkan ga bisa bertahan lagi. AKu tahu kalau aku akan ada ujian jam 11 pagi. Tapi aku membiarkan tubuh ngantukku tertidur pas ketika aku pulang PT jam 7 pagi. Alhasil, aku bangun jam 1 siang, aku terduduk dengan sejuta penyesalan bergumpal-gumpal di hatiku. Dan bencinya itu terjadi dua kali. Aku sangat kesal dengan diriku sendiri. Seharusnya aku bisa minum kopi atau teh supaya badanku segar dan bisa ujian. Seharusnya aku bisa minta tolong dibangunin sama temanku. Atau aku juga bisa pasang alarm supaya aku bisa terbangun. Dan begitulah..

Aku sedang terkena fase apa? Kenapa aku ga kayak dulu, bisa bertahan dalam kondisi apapun. Selalu tahu solusi apa saat aku terkena masalah. Aku yang bisa mencium masalah datang.

Aku dulu selalu bisa menyediakan waktu untuk nonton film tentang kehidupan wanita dewasa Amerika di TV sepulang kuliah. Aku juga ga pernah banyak pendingan cucian dan setrikaan walaupun aku harus kerja pagi sampe sore dan kuliah malam sampe jam sepuluh. Bahkan aku masih bisa ngitung-ngitung keuanganku di diary sebelum tidur. Aku bahkan selalu ada waktu mengerjakan hobbyku; baca buku motivasi dan edit-edit photo di photoshop. Aku selalu tahu kalau hari sabtu itu aku akan membereskan isi lemari dan mengganti seprai. Dan pulang kuliah, aku akan menunggu Anas pulang kerja, kita bisa cerita-cerita sambil makan di kost-annya dia. Aku juga bisa belajar naik motor sama Kak Asna sambil cari tahu bisnis konveksi jaket yang dulu pernah ditekuni sama Kak Dona. Atau membereskan file-file di notebookku sambil defragment atau apalah biar jangan lelet terus. Atau nelpon abangku, uli, teman yang lain yang udah berpisah cukup lama. Tapi apa yang kulakukan? Aku jadi lelet dan kerjanya bengong dan tidur.

Aku tahu aku bisa bangkit lagi. Tapi kapan? Kalau ingat hukum memorandum, saat kita telah berjalan menjauhi titik dimana kita telah bertumbuh, akan diperlukan usaha yang keras dan waktu yang ga sebentar untuk kembali ke titik itu dan melanjutkan pertumbuhan itu. Ga mudah lagi memperoleh keyakinan diri kayak dulu lagi. Pantasan orang tua itu melarang anaknya untuk pacaran pas masih sekolah, karena itu benar-benar sangat mengganggu. You, Fraiser or whatever you are, you bitch! Hahahaha, enaknya nyalahin orang, salahin perasaanmu sendiri, Frees!! Kamu yang ga bisa ngontrol kehidupanmu sendiri.  Betewe, ngeblog pribadi itu enak. Terserah ada yang baca atau engga, Terserah ada yang peduli, koment atau apalah, tapi abis ngecurhat di blog rasanya plong, hehehehe :-)