Kamis, 24 Juli 2014

Tersimpan lama di draft : "Label Baru"


Polsi, adik sepupuku selalu memanggilku,"Kak Aktivis"
Dasar :-D, itu mungkin panggilan sayangnya, tapi sekaligus itu menyindir kesibukanku di luar selama ini. Dan aku sudah berhenti.

Aku hanya ingin membantu orang lain. Aku hanya ingin bisa membantu keluargaku, saudara, dan teman.

Tiba-tiba aku tersadar kenapa selama ini aku ikut organisasi? Karena aku ingin membantu orang lain. Karena menurutku organisasi itu adalah hal yang baik. Karena aku ingin melakukan hal yang bermanfaat. Aku menemukan teman di sana. Menemukan pengalaman dan hal baru. Melakukan hal yang mungkin ga akan pernah aku lakukan kalau aku tidak ikut berorganisasi. Kapan lagi aku bisa bertemu dan membantu orang-orang di pulau Kubung dan Air Lingga? Mengunjungi gereja bareng-bareng. Mengunjungi Panti Asuhan. Rapat segala macam untuk kegiatan Kampus dan GMKI.

Dan seseorang menuduhku tidak tulus.
 Bodoh sekali dia. Setelah bertahun aku mendukungnya.

Banyak hal yang kualami membuatku mengerti idealisme ternyata tidak sepenuhnya benar, tidak sepenuhnya dapat diterapkan.
Dulu rasanya semua akan mungkin terjadi.
Seperti aku mungkin bisa menjadi penulis.
Atau belajar bahasa Jepang otodidak.
Lulus cepat.
Atau mendapat IP yang bagus.

Sekarang aku bercermin. Usiaku sudah 22 tahun dan semuanya itu tidak bisa kurealisasikan. Aku tidak mendapat apapun yang kuimpikan di masa lalu. Apa yang sebenarnya yang kuinginkan.

Label baru. Aku bakalan bilang ke Polsi gini, "Polsi, sekarang kakak bukan seorang aktivis lagi, tapi seorang wanita karir yang sedang mengejar kesuksesan, hahaha!"
Aku ingin cepat sukses, bisa membantu orang tua dan orang lain (Kalau bisa bikin Friska Siallagan Foundation, hahaha) dan juga membangun keluarga kecil yang bahagia.

Tuhan yang tahu jalan setiap manusia. Tuhan yang mengantarkan aku sampai di tempat ini. Tuhan yang menyadarkan aku bahwa idealismeku itu salah, bahwa aku tidak bisa melakukan berbagai hal hanya dengan mengandalkan diri sendiri. Dia mengelilingiku dengan orang-orang baik. Juga menghadirkan seseorang yang peduli denganku, memarahiku ketika kekanak-kanakkanku timbul, menasehatiku dengan gayanya yang lucu, dan membuatku tertawa rileks saat aku down.

Aku akan meneruskan hidupku. Ini adalah skenario yang dituliskan Tuhan untukku. Dan aku adalah pemain utamanya, seorang protagonis. Yang jatuh, berbuat salah, dan kemudian sadar dan segera bangun lagi. Keep On Fire, Lady Frizzy. You can do it!