Jumat, 19 Agustus 2011

Interview! Interview!

Pertama kali aku mendapat panggilan kerja. Ini pertama kalinya aku interview. Ini juga pertama kali aku pake baju kemeja yang cewek banget. Ini juga pertama kali aku masuk ke gedung Wisma Batamindo yang kata-kata orang PT Elite. Yah, begitulah, hari ini penuh dengan kata pertama kali. Aku berjalan dengan penuh keragu-raguan masuk ke waiting room di lantai dua kantor tersebut.
Kau tahu?
Aku benar-benar sangat merasa asing di tempat itu.
Aku melihat tiga orang pelamar sainganku, penampilan mereka benar-benar cantik. Udah gitu udah keliatan dewasa semua, kayaknya udah berpengalaman gitu. Setelah disuruh mengisi lembar biodata, kami disuruh interview satu persatu. Aku kebagian giliran yang paling terakhir.
Dan disitulah aku tahu kesalahan terbesar dari menitipkan lamaran. Kata Mas Moko yang inform lowongan itu, kalau yang dibutuhkan itu Clerk, tapi ternyata Mereka mintanya Customer Service. Usai sudahlah, aku pernah berjanji dalam hari ga mau jadi Customer Service, itu pekerjaan yang menyebalkan. Aku ga suka berhadapan dengan orang-orang yang enggak kukenal. Pokoknya bukan diriku banget. Yah, begitulah... Customer Service itu dibutuhkan seseorang yang benar-benar bisa fluently speak english. Lha aku, seorang Friska yang jarang belajar di rumah, ga pernah punya kesempatan buat practice(nyarialasan.com), ya ga bisalah ngimbangin percakapan cas cis cus omong inggris si Om Singapore itu. Ya, begitulah. Hari itu jadi hari yang paling menyedihkan bagiku. So Pitiful.

Pulangnya dari situ, aku jadi punya komitmen baru. Aku ga mau malu lagi kayak gitu, aku mau berubah jadi cewek beneran, ga usah pertahanin gaya lama. Aku itu udah 19 tahun, udah saatnya kenal bedak, maskara dan lain-lainnya. Buang tas sandang, pake tas tangan. Hmm, padahal aku ga punya kocek buat belanja-belanja gituan. Oh, Tuhan, berikan aku pekerjaan secepatnya, amen. (Ora Et labora, Fris!)