Minggu, 19 Juni 2016

Lari dari masalah

Saat aku tidak bisa menghadapi sesuatu,  hal yang aku lakukan adalah lari, lari dan lari.  Rasanya lari itu menimbulkan kelegaan namun juga meninggalkan perasaan hampa karena menyadari aku ternyata tidak bisa menghadapi apapun.
Saat aku sangat bosan bekerja monoton di pt sanyo,  aku segera lari padahal sebenarnya ada kesempatan untuk permanen disana.  Saat aku sudah sangat bosan hidup tidak teratur di secret, ga pernah sarapan dan saling menunggu yg lain melakukan bersih2, aku lari ke rumah sepupuku.  Saat aku bosan harus tiap minggu membantu kakak iparku di rumahnya padahal aku butuh istirahat atau jalan bareng teman dsb,  aku pun melarikan diri sendiri dengan cara pindah ke kost.  Semuanya meninggalkan perasaan yang tidak nyaman.

Kali ini Aku juga berantem dengan adekku masalah uang dan kontrakan,  dan aku ingin segera pisah rumah dengannya secepatnya. Ingin tidak lagi melihat wajahnya. Aku memilih tidak untuk menyelesaikannya,  karena aku tidak percaya bisa menyelesaikannya. Aku akan lari lagi.  Tapi aku sangat ingin ini menjadi yang terakhir dalam hidupku. Usiaku sudah dewasa,  dan pribadiku bukannnya membaik malah memburuk. Aku selalu lari..  Padahal Tuhan, kalau saja Dia lari dari hidupku apa yang akan terjadi padaku.  Pastilah aku juga masalah yamg menyebalkan buat-Nya. Aku lelah melakukan kesalahan terus menerus.