Rabu, 12 Desember 2018

You are the reason


Cause I need you to see
That you are(n't) the reason (yet)

Di hadapan orang lain aku selalu bersikap sok tidak mau serius. Seolah nunjukin aku itu penganut work hard play hard. Padahal dalam hati semua kompleks. Aku takut kehilangan semangat untuk lebih berusaha menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Entah aku ingin membuatmu terkesan, atau membuatmu menjadi motivasi ku untuk bangkit. Sekarang aku benar-benar sedang krisis. Bagaimana agar kamu tetap ada.

Aku takut kamu pergi, dan aku tidak punya alasan lagi, untuk apa aku berlelah-lelah bekerja.

Aku tidak terlalu materialistis. Aku tidak butuh baju modis, gaya hidup mewah atau makanan yg mahal. Aku cuma perlu semangat. Aku cuma perlu pengakuan kalo aku bisa berbagi.

Aku takut kamu tidak menyapaku lagi, dan aku akan berkubang dalam keterpurukan,  pasrah dan monoton.

Aku belum seorang yang hebat, belum mandiri, belum memiliki iman yg tangguh, dan belum bisa lurus. Aku juga bisa jatuh kapan saja saat ini. Jatuh dan lemah pada niat jahat orang lain.

Aku ga butuh apa-apa. Aku cuma butuh kamu untuk menjadi sebuah alasan.  Kalau boleh berharap, aku juga ingin bisa bersandar.

Aku belum terlalu mencintai diri sendiri. Kadang aku pesimis akan masa depan mengingat mama dan adikku berpulang begitu cepat.
Aku merasa sangat sendirian.