Sabtu, 01 Desember 2018

Hari ini hari yang bersejarah.Puncak dari aku berlaku bodoh, dan menyeret orang lain dalam kebodohanku.
Tapi itu adalah bagian dari hidup.

3 puisi selama kebodohan itu terjadi:

Padang

Ada sebuah Padang yang indah
Harusnya menumbuhkan bunga-bunga
Tapi ternyata tidaklah mudah

Kumbang yang lelah
Matahari yang terik
Angin yang panas
Tapi Padang itu menahan semua

Dia berusaha terlihat hijau
Padahal akar-akarnya sudah tak bertenaga

Dia terlalu lama bersama awannya
Awannya yang kini terasa gerah
Sang Padang berontak inginkan petir dan hujan
Yang awannya terlalu susah untuk dikabulkan

Angin waktu berhembus, membawa awan lain berat yang ingin berhenti.
Sang Padang bersemi.
Dia ingin kan awan pendatang tinggal.
Petir yang dia inginkan terjadi. Namun ini terkadang menakutkan. Hujan yang segar namun terhalang awan terdahulu.
Tentu saja ini boleh terjadi.

Karena Padang akan perlahan mati.
Dia bosan menjadi Padang yang cuma menunggu.
Kelak dia akan menjadi angin
Bebas
Ini lebih baik.
Walau sebenarnya yang dia inginkan adalah menumbuhkan bunga bunga yang cantik.


Mari Anggap
Mari anggap kamu tidak pernah ada
Mungkin akan berkurang gundah ini
Mari pikirkan tentang pertemuan kita
Hanya sebatas fiksi di novel atau drama
Atau bahkan mimpi aneh

Entah rasa apa yg ada dalam dada
Terasa sakit sampai terkena kulit
Antara rindu dan emosi
Dilema yang tak bertepi
Entah apa itu
Yang jelas aku ingin menguranginya

Mungkin dengan melihatmu akan lepas
Tapi aku tak bisa membuatku melihatmu
Sebatas photo dan teks percakapan
Bagaikan setetes air laut di kehausan
Seolah mengobati malah menjadi lebih parah

Mari anggap kamu tak ada
Mari sembunyikan kontakmu
Ingin kembali ke masa aku belum terlalu begini
Saat masih kadar yang bisa kusengaja
Sekarang senyum pun aku rasa hambar

Entah kenapa bisa sebodoh ini



Pengamatan bodohku
Barisan deretan kalimat yang memancingku berdecak
Kau paket yg sangat menyenangkan
Penampilanmu yang lucu saat aku memperhatikanmu
Namun tetap ucapanmu membuatku terkagum

Dia memang kelihatan gelisah

Tapi kata-katanya penuh keberanian
Mungkin pelan
Sambil mengukur
Apa responku
Apa niatmu

Sambil terbayang

Tapi aku tetap siaga
Jangan sampai jatuh karena ini tidak mengarah
Janji yang kau tawarkan
Indah namun aku tak bisa berkata
Itu hanya pancingan
Atau kamu memang berkata yang benar
Atau aku yang memang penakut

Ah aku rindu

Tapi aku takut mengganggu
Dimana aku masih dengan yg lain
Tentu aku yang paling tidak tau malu
Tapi aku benar benar rindu
Ingin rasanya selalu kau 
Dan aku merasa galau

Aku rindu

Seseorang yang tidak memiliki ikatan denganku

Aku benar rindu