Minggu, 21 September 2014

Tulisan yg menjadi draft blog selama 3 tahun

Time is money, but money is not time.

Aku baru saja membaca broadcast BBM dari temanku yang bercerita tentang pentingnya waktu. Ya waktu memang sangat penting. Begitu pentingnya waktu, hingga berbagai hal manusia lakukan untuk mempergunakan waktunya sebaik mungkin.

Seorang pendeta yang kemudian berhenti berkhotbah, dan concern seorang motivator. Dia menyadari ada banyak orang muda yang menyia-nyiakan waktunya, tidak mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Panggilan  tersebut yang mendorongnya untuk lebih spesifik ke pelayanan khusus memotivasi anak muda.

Seorang anak gadis yang cerdas datang dari desa ke kota. Di sana dia beradaptasi dengan orang lain. Niat awalnya adalah untuk kuliah di perguruan tinggi ternama di kota itu. Tidak dapat dielak dia disuguhi banyak hal baru yang menggetarkan sekaligus menantang. Si gadis tersebut mulai memiliki tujuan lain. Menikmati kebebasan yang selama ini sudah direnggut oleh privat dan bimbel yang dibombardir orang tuannya kepadanya.

Pemuda tamatan SMA yang pulang kembali ke rumah orang tuanya. Dia tidak sanggup harus menghidupi dirinya sendiri tanpa bantuan orang tuanya. Dia tidak menghargai waktu untuk belajar berproses. Gadis tomboy yang mulai merasa terlambat untuk belajar berdandan atau membentuk kebiasaan seorang gadis normal. Pemuda yang mendapat undangan perkawinan dari gadis yang selama ini diam-diam dia taksir, tapi tidak pernah punya keberanian untuk menyatakan.

Bahkan saya sendiri. Terlalu lama dituntun oleh idealisme tanpa berani mencoba hal yang baru. Kini aku mendapati diriku di dunia yang selama ini tidak aku kira sebelumnya. Kuliah tidak selesai tepat waktunya. Seharusnya aku sekarang sudah berada di kampung halaman untuk menolong orang lain atau melakukan pengabdian di tempat terpencil. Cita-cita yang dulu hebat kini harus ditentang oleh realitas yang mengharuskan aku berjalan merambat. Merambati hubungan dengan seorang pria yang sama sekali tidak pernah terpikirkan, menjadi Admin di sebuah perusahaan bukannya menjadi guru atau penulis, dan juga meninggalkan persahabatan yang sudah terjalin lama seolah-olah itu tidak berarti apa-apa.

Time is money, but money is not time