Minggu, 23 September 2012

ABC Club vs Friska

Dalam team itu memang harus selalu ada saling kepengertian dan kerja sama. Mungkin aku memang masih sangat kekanak-kanakan hingga aku tidak bisa pengertian dengan member di team kami. Tapi entahlah, aku sudah menggunakan persediaan pemikiranku yang paling dewasa untuk mengerti, tapi tetap saja aku tidak mengerti.

Setiap hari minggu kami ngumpul di markas. Kami adalah ABC Club, Klub buat mahasiswa yang mau mengasah Englishnya. Dan Founder dari Club itu adalah Sartika, Aku, Ros dan Rusfri. Itulah team kami.

Setiap kami ngumpul selalu saja ada masalah dalam team. Kadang tentang peraturan yang harus berubah, member club baru yang datang dan pergi, member yang absen, anggota yang tidak mempersiapkan bahan presentasi klub, dan sebagainya. Aku benar-benar tidak menyukai hal seperti ini terus. Aku mau klub yang benar-benar bisa berjalan walaupun anggotanya masih sedikit. Bukan klub yang selalu ganti anggota, ganti peraturan, dan begitu banyak masalah yang menghampiri. Tapi pendapatku tidak sesuai dengan keinginan Tika yang ingin mempopulerkan klub. Tika pengen klub kami langsung mempunyai banyak member. Dan begitulah, aku akhirnya cuma bisa diam dan memperhatikan semuanya berjalan seperti apa keinginannya.

Kau tahu seperti apa rasanya sekarang, seperti diatas kepalaku ini ada bara api yang semakin lama semakin banyak dan panas. Begitu Tika menuntut ini itu, meminta aku peduli, dan entah apa yang harus kulakukan untuk menunjukkan aku peduli. Apa dengan membalas smsnya tentang peraturan dan ide baru yang tidak pernah terlaksanakan, atau seperti dia yang selalu update status di Facebook Group klub ABC setiap detik dengan pesan yang serupa, seperti " Don't give up. We are together, blablablabla" Ga berbobot, maksudnya apa coba buat yang baca?

Belum lagi Blog ABC Club sekarang sudah mulai berisi dengan teori-teori grammar Tika yang membahas tense terus. Padahal dari awal udah komit kalau page itu berisi tentang kegiatan ABC Club dan presentasi apa yang dibawakan pada pertemuan itu. Jadilah sekarang Blog ABC Club sebagai tempat ajang Nice Learningnya Tika, entah apanya yang nice.

Entahlah, aku jadi tidak semangat lagi. Yang aku mau itu klub yang selaku speak English, bukan setiap ketemu nimbrung terus tentang peraturan dan ide baru, pake bahasa Indonesia pula itu. Pengen berenti, tapi kalau gampang menyerah itu namanya ga konsisten 'kan. Hmmm, jadi binun'

Di batam ternyata ada Toko Buku Bekas

Finally aku ketemu sama toko buku bekas di kota batam ini. Aku sudah lama bertanya-tanya dalam hati. Akhirnya aku ketemu juga, hahahaha (ketawa lebar)

Eda Asna di area kerja kami mengajakku untuk menemani dia memperbaiki laptopnya. Informasi yang dia dengar, kami bisa memperbaiki laptop di sebuah plaza yang bernama Lucky Plaza, katanya dekat sama Nagoya Mall, Ok then, we go to there by Bus Bimbar.

Sebelum masuk bis, kami udah bilang, "Lucky Plaza ya bang,"
Mereka manggut aja, yang penting mungkin kami masuk dan jadi penumpang di bis itu. Dan akhirnya yang terjadi ternyata si supir itu tidak tahu di mana itu letak dan berdirinya Lucky Plaza tersebut. Kami di turunkan di depan Nagoya Mall. Jadilah kami menjadi dua sosok manusia yang kebingungan. Ok, Opsi terakhir adalah bertanya pada manusia. Kami ga boleh malu bertanya, kami ga mau sesat di jalan, Yeah!

Berkat informasi dari pak sekuriti akhirnya Lucky Plaza ketemu juga. Kami masuk dengan cepat, dan saudara-saudara apa yang terjadi? Tidak ada satupun toko yang memperbaiki laptop. Kami keluar plaza dengan tubuh lemas tak berdaya.

 Saat kembali dari Lucky Plaza itulah mataku menangkap dua buah toko yang berisi buku-buku bekas. Langsunglah Eda Asna kuajak ke sana. Aku segera memborong 5 buah novel berbahasa inggris dan itu sangat murah. Cuma sepuluh ribu per buku. Murah kan... Dan begitulah minggu berikutnya aku singgah ke sana, walau cuma membaca-baca komiknya sih. Lain kali Anas kuajak ke sini, dia kan paling suka baca komik. Dan akhirnya aku menemukan apa yang kucari selama ini. Ya, Toko Buku Bekas!!